03

5.3K 295 5
                                    

Amanda menatap sepedanya yang kini sudah bertengger di atas pohon dengan nyaman. Entah siapa yang membawanya ke sana, tapi dia salut dengan keniatan anak itu. " pasti berat sih". Amanda membalikkan badannya lalu pergi menuju loker.

"Gue udah mengantisipasi semuanya" Amanda membuka lokernya lalu mengambil sepatu roda yang dia selundupkan beberapa hari yang lalu. Amanda memakai sepatu itu lalu memacunya hingga kecepatan penuh melewati anak-anak yang berlalu-lalang.

Sekali lagi mereka dibuat terkejut dengan aksi Amanda yang tak terduga terutama Roy dan beberapa temannya.

"Eh itu pacar lo kan?" Tanya Erik.

"Udah bukan lagi. Udah putus minggu lalu" sahut Bima namun dibalas tatapan tajam oleh Roy. "Yah gue gak butuh cewek cupu kayak dia".

"Cupu?. Dulu aja lo hampir kena..." Sebelum Bima melanjutkan ucapannya Roy sudah memukulnya terlebih dahulu. "Anjing lo apa-apaan bangsat!!!" Teriak Bima tak terima. Roy kembali melayangkan pukulan ke perut Bima hingga dia mengerang kesakitan. Anak-anak yang ada di sana berusaha melerai mereka berdua sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

"Lo apa apaan sih" Rani mendorong Roy agar menjauh dari pacarnya. "Lu gak usah ikut-ikutan bangsat" Roy mendorong Rani hingga terjatuh. Bima langsung memukul pipi mulus Roy. Dia tidak akan menerima segala perbuatan yang menyakiti kekasihnya.

Keadaan makin keos sampai akhirnya anggota OSIS datang. "Bubar semua, bubar" teriak Angga si ketua. Semua orang langsung membubarkan diri saat itu juga meninggalkan Roy dan Bima yang masih berusaha menahan amarahnya. "Bima kita pergi yuk" Rani menarik Bima agar menjauh dari tempat itu.

"Lo bisa gak sih sehari aja gak usah kebanyakan gaya. Jangan malu-maluin nama keluarga kita" Roy hanya bisa memalingkan muka ketika Angga menasehatinya.

Angga menghela nafas panjang. "Sekarang gue harus gimana?. Apa gue harus nutupin semua kelakuan lo".

"Mati aja" ucap Roy kepada kakaknya, Angga menatapnya miris. "Mati aja lo bangsat!!!" Bentak Roy lalu pergi meninggalkannya. Angga hanya bisa menggelengkan kepala ketika melihat kelakuan adiknya itu.

"Ketua. Ada yang harus saya bicarakan"

"Apa?" Tanya Angga .

*****

Amanda membeli susu panas dipinggir jalan lalu membawanya pergi menuju ke taman. Hari ini dia ingin menikmati pemandangan sebelum pergi ke rumah yang suram. Dia duduk disalah satu kursi kosong dengan beberapa pasangan yang saling mesra-mesraan. "Harusnya gue gak kesini deh. Tapi dah terlanjur, gue mager mau berdiri".

Langit mulai berwarna jingga, dan satu-persatu oran pergi meninggalkan taman itu sampai matahari benar-benar tenggelam. Amanda menatap langit cerah yang dihiasi oleh ribuan bintang sambil merenungkan semua hal mengenai Rasta.

Tadi pagi tanpa sengaja dia menemukan lipatan kertas di bawah vas bunga. Awalnya dia tidak perduli, tapi akhirnya kertas itu menarik perhatiannya. Amanda membukanya lalu membaca tulisan yang tertera di sana. Matanya membulat ketika mengetahui jika itu adalah surat diagnosa dari dokter.

"Pisikosomatis" .

Amanda menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia harus segera kembali sebelum Andi marah dan memukulinya. Andai dia bisa melakukan sesuatu kepadanya, tapi itu akan memperburuk segalanya. "Perasaan hidup lo gak ada yang bener deh" gumam Amanda yang dia tujukan kepada Rasta.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDWhere stories live. Discover now