01

5.9K 401 5
                                    

Amanda menatap tajam pria yang dari tadi terus berbicara tanpa menyaring perkataan yang diucapkan. Dia mulai meragukan jika orang ini adalah ayah dari Rasta. Bahkan tidak mungkin seorang ayah mengatakan itu. "Sebut saja dia si anjing satu" gumam Amanda.

"Kamu, kamu gak dengar apa yang saya katakan" bentak Andi ketika mengetahui anaknya itu lebih sibuk dengan pikirannya.

Amanda menghela nafas panjang, baru saja dia bangun dari koma tapi sudah disuguhi dengan hal gak berguna seperti ini. Dia menatap Andi lalu tersenyum lebar. "Rasta denger kok pa..".

Andi tersentak, baru kali ini dia melihat Rasta menatapnya lurus, biasanya anak itu hanya akan menundukkan kepalanya sambil gemetaran. "Kamu memang gak berguna" Andi pergi lalu membanting pintu ruangan itu.

Amanda menatap layar ponsel Rasta. Di sana tampak foto Rasta dan juga alm ibunya sedang tersenyum bahagia. Amanda memejamkan kedua matanya. Sekarang mereka sudah bersama di sana tanpa rasa sakit. Mereka sudah bahagia, tinggal para cengcunguk sialan ini yang menerima balasannya.

*****

Amanda merebahkan tubuhnya di kasur. Dia menatap langit-langit kamar yang terlihat usang dan juga tak terawat. "Rumah gede tapi buat kamar satu aja gak becus" dumelnya kesal.

Amanda bangkit dari tidurnya lalu membuka lemari besar milik Rasta. Dia tersenyum masam, apa yang bisa diharapkan dari anak cupu yang selalu gemetar ketika ditatap seseorang. Di sana dia melihat banyak baju yang terkesan imut dan feminim. "Kenapa harus pink sih" Amanda berusaha mencari baju yang sesuai dengan stylenya, namun dia hanya menemukan Hoodie dengan perpaduan warna hitam dan pink.

"Kayaknya gue harus belanja" Amanda mengambil dompet di rak kecil namun ketika dibuka isinya hanya satu lembar uang seratus ribu. "Ok mati aja dah".

"Nona makanan sudah siap".

Amanda langsung tersentak melihat seorang pelayan pria sudah berdiri di belakangnya dengan raut wajah datar. Seketika emosinya langsung tersulut. "Heh lo punya etika gak sih. Ketok dulu napa kalau mau masuk ke kamar cewek, tangan lo buat apa si anjing".

Mata pelayan itu membulat ketika mendengarkan perkataan yang tak pernah ia dengar dari seorang Rasta. Dengan tenang dia membungkukkan tubuhnya lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Tu pembantu ngeselin banget, untung gue gak pas lagi bugil".

Amanda menarik nafas dalam-dalam untuk mengontrol emosinya lalu pergi menuju tempat makan yang tempatnya ada di lantai bawah. Dengan cepat dia menuju ketempat itu dan di situ sudah terdapat Andi dan Clara ibu tiri Rasta.

Dengan tenang dia duduk diantara dua orang itu. Selama makan tidak ada pembicaraan yang terjadi, semuanya tenang. Dan itu menguntungkan untuk Amanda, dia tidak perlu capek-capek meladeni mereka berdua.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Clara dengan ramah, tapi Ananda tau jika orang ini bukanlah orang yang baik.

"Baik".

Clara tersenyum. "Jadi besok kamu sudah bisa kembali ke sekolah".

Amanda mengangguk-anggukan kepalanya. Dia juga agak penasaran dengan teman Rasta dan juga pacarnya yang sangat Rasta sukai. Kelihatannya besok akan menjadi hari yang menarik bagi Amanda.

"Kamu harus memperbaiki nilaimu yang buruk itu. Setidaknya kau harus mendapatkan rangking sepuluh besar tahun ini" lanjut Clara dengan tangan yang masih sibuk dengan makanannya.

Amanda tersenyum miring. Baginya itu hal mudah. Hal yang membuat dia tidak dikeluarkan dari sekolah padahal memiliki perilaku yang buruk adalah karena ia anak yang pintar dan berprestasi. Di setiap ujian Amanda selalu mendapatkan peringkat pertama tingkat umum, dan juga termasuk ketua ekskul taekwondo.

"Aku akan menyewakan guru les privat untukmu".

"Tidak". Amanda menatap Clara dengan senyum tipis di bibirnya. Kali ini dia masih belum boleh menunjukkan taringnya kepada mereka berdua. "Rasta akan berusaha sendiri, Rasta janji akan mendapatkan nilai yang bagus di ujian berikutnya. Bukan hanya sepuluh besar, tapi tiga besar".

"Aku tidak percaya dengan itu. Anak tidak berguna sepertimu tidak akan bisa berusaha sendiri" balas Clara dengan nada datar.

Amanda mengambil gelas lalu meneguk air yang ada di dalamnya. "Kalau begitu mau bertaruh?".

Clara tertawa dengan maksud meremehkan. "Mama harus menaikkan uang saku Rasta jika berhasil masuk peringkat sepuluh besar". Ucap Amanda penuh dengan percaya diri.

"Jika gagal?" Tanya Clara.

"Mama dan papa bisa melakukan apapun kepada Rasta". Amanda berdiri dari tempatnya. "Rasta sudah selesai makan" dia lalu pergi meninggalkan Clara dan Andi yang terlihat agak kebingungan dengan sifat Rasta yang agak berubah.

"Dua anjing itu ngeremehin gua ya".

*****

Vote dan comment biar aing semangat gitu loh buatnya. Makasih ya udah baca.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDWhere stories live. Discover now