15

2.1K 120 0
                                    

Libur semester akhirnya tiba dan Amanda memilih untuk tidur sepanjang hari di kamar dan menghabiskan semua makanan seperti seekor babi. Dia membutuhkan healing setelah semua yang terjadi. Tapi anggap saja ini mimpi yang tak akan pernah terjadi.

Baru saja dia keluar dari kamarnya. Amanda sudah dipukul habis-habisan oleh Andi. Ini merupakan hal yang biasa, namun bukan berarti Amanda terbiasa. 

"Sialan. Dasar sinting" umpat Amanda yang makin memperkeruh keadaan.

Semakin lama pukulan Andi terasa semakin keras. Dan tentu saja kesabaran Amanda semakin habis.

Dengan cepat Amanda menendang perut Andi lalu berjalan mundur beberapa langkah untuk memberikan jarak. Dia meremas pundaknya, semua bagian tubuhnya terasa sakit. Sedangkan Andi mengerang kesakitan akibat tendangan yang tak bisa di bilang pelan itu.

Dengan cepat Andi meraih gelas kaca yang tak jauh darinya lalu melemparnya ke arah  Amanda.

"Argh!!".

Gelas itu mendarat tepat di pelipisnya.  Amanda memegang tempat yang sakit lalu menatap telapak tangannya yang kini berlumuran darah.

"Andi sialan" gumamnya lalu berlari pergi menuju pintu keluar.

"Pelayan jangan biarkan dia pergi!!!" Teriak Andi kepada orang-orang yang berdiri dari sana. Namun sudah terlambat. Amanda sudah keluar dari gerbang dan hilang entah kemana.

"Argh... Sakit banget anjir. Mana gue gak sempet bawa uang lagi".

Amanda terus berjalan dengan darah yang tak berhenti mengalir dari pelipisnya.  Dia agak bingung , tidak ada yang bisa dimintai tolong. Bahkan sejak saat itu dia memilih untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi sepertinya, ini memang hal yang tidak bisa dilakukan sendiri.

"Rasta?"

Amanda menengok ke sumber suara. Dan di sana dia melihat Roy dengan kaos putih dan celana pendek. Sepertinya dia joging di sekitar sini dan kebetulan mereka bertemu.

"Oh.. elo" ucap Amanda sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri.

*****

Amanda terbangun di atas kasur rumah sakit dengan perban di kepalanya. Bersamaan dengan itu dia juga melihat Bintang dan Angga yang duduk berjauhan dengan wajah masam.

"Lo udah bangun" seru Angga lega ketika melihat Amanda susah payah mendudukkan tubuhnya.

"Lo tiduran aja" ucap Bintang  kembali merebahkan tubuh Amanda.

"Kok mereka berdua ada di sini" Amanda mengelus kepalanya yang makin terasa pusing.

Bintang meraih telapak tangan Amanda lalu menciumnya. Dari wajahnya tampak sekali jika dia sangat khawatir dengan keadaan Amanda.

"Gue seneng lo gak kenapa-kenapa".

Angga memutar matanya malas lalu pergi dari ruangan itu.

"Lo udah makan belum?" Tanya Bintang melihat jika pacarnya sudah tak sadarkan diri sejak pagi.

"Mana sempet gue makan" ucap Amanda ketus. Jujur dia masih kesal dan tak bisa menyembunyikan rasa jengkelnya.

"Ok. Gue cari makan dulu. Lo istirahat aja di sini" Bintang bergegas pergi lalu tak lama kemudian pintu kembali dibuka menampakkan Roy yang berdiri di sana.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDWhere stories live. Discover now