26

1.4K 88 1
                                    

Amanda menatap Bintang dengan sangat lekat, lalu ketika Bintang menyadari itu dia langsung memalingkan wajahnya.

"Dih lo tadi ngeliatin gue kan" ucap Bintang dengan rasa penuh percaya diri.

"Perasaan lo doang kali" balas Amanda.

"Ngaku aja. Lo pasti makin lama makin suka sama gue".

Amanda tersenyum simpul. "Yakali".

Bintang menghela nafas panjang, percakapan kali ini terasa sangat canggung. Tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa?" Tanya Bintang memastikan.

"Gak ada, cuma capek aja".

"Kerja apa lo, cuma pulang pergi sekolah doang" ucap Bintang berusaha memancing pertengkaran.

"Lo pikir sekolah gak capek gitu. Banyak banget drama".

Bintang menatap ombak kecil yang tak henti menghantam pasir. "Tasya berulah lagi?" Tanya Bintang memastikan.

"Haha ya nggak juga. Malah ada tontonan bagus gara-gara dia".

"Maksud lo?".

"Ha!?" Amanda menatap Bintang keheranan. "Lo bener-bener seenggak perduli itu sama Tasya. Lo gak tau kalau dia habis terjun bebas dari atap sekolah".

Mata Bintang membulat karena terkejut, dia mengusap mulutnya dengan telapak tangan lalu menatap Amanda. "Terus, dia gimana?".

"Pagi tadi dia dimakamin. Tapi repotnya gara-gara kejadian itu kita semua diintrogasi sama polisi, buang-buang waktu banget" dumel Amanda kesal, dia mengambil krikil lalu melemparkannya ke arah pantai.

"Dia bunuh diri?".

"Iya lah. Jangan bahas dia lagi males gue. Btw lo jadi mau baku hantam sama geng Alaska".

Bintang memiringkan bibirnya. "Ya pasti, gue gak bakal biarin dia ngerebut lo dari gue" ucap Bintang dengan mantap.

"Itu alasan paling gak guna yang pernah gue tau".

"Maksud lo?" Tanya Bintang tak mengerti.

"Gue gak bakal sama siapapun, dan gue gak tertarik jadi piala kemenangan untuk kalian".

"Piala kemenangan, lo salah paham".

"Salah paham atau lo nya yang bego, udah jelaskan siapa yang menang bakal dapetin gue?, Apalagi kalau bukan piala kemenangan".

Amanda memiringkan kepalanya. "Bintang kita putus ya" ucap Amanda dengan senyum mengembang seperti tak ada beban.

Bintang dengan cepat mencengkram kedua pundak Amanda. "Lo bilang apa?, Putus?. Jangan bercanda kayak gitu".

Amanda menepis tangan Bintang. "Haha, lo ternyata bego banget jadi cowok. Mau aja gue manfaatin".

"Gue gak punya masalah sama semua itu. Lo bisa manfaatin gue sesukanya" .

"Bintang" Amanda berusaha menahan tawa. "Gue pacaran sama lo gara-gara Tasya. Sekarang dia udah mati. Jadi lo udah gak gua lagi".

"Maksud lo?" Mata Bintang kini tampak penuh dengan amarah, dia menatap Amanda dengan tajam dan tak membiarkan Amanda pergi sebelum menjelaskan semuanya.

"Hissss, banyak tanya banget jadi cowok. Lo tu cuma tisu yang udah gue pake, udah gak berharga lagi".

"Rasta bukan ini yang gue harapin dari lo" ucap Bintang dengan suara berat.

"Tapi ini yang gue harapin dari lo. Jadi anjing penurut yang bisa dibuang pemiliknya sesuka hati".

"Gue nolak"

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDWhere stories live. Discover now