49

1.7K 179 8
                                    

"Semua tidak seperti yang kamu bayangkan, Safira. Kamu salah paham ...." Namira berusaha menjelaskan.

"Nggak ada salah paham di sini, Bu. Aku udah tau dari lama. Aku mengikuti kalian. Mas Abi sering datang kesini." Safira bersikeras dengan pendapatnya.

Ingin Namira menjelaskan kalau anak di kandungannya bukan anak Abi, melainkan anak Azka. Tapi itu sama saja dengan membuka rahasianya sendiri.

Apa boleh buat, kebenaran memang harus dibuka. Daripada rumah tangga Abi dan Safira terancam.

"Safira! Sedang apa kamu?" Abi tiba-tiba datang dengan marah. Ia murka melihat Safira nekat datang ke kosan Namira.

"Mas, aku mau ngasih tau sama dia, supaya jangan menggoda kamu lagi. Ingat, Mas. Kamu itu suami aku!" Safira menunjuk muka Namira, membuat Abi semakin marah.

"Jaga bicaramu!"

Safira merasa sangat sakit hati, di depan matanya, suaminya malah membela wanita selingkuhannya.

"Kamu membela dia, Mas? Tapi di sini aku yang istri kamu." Safira menangis tersedu-sedu, memohon belas kasihan dari Abi. Namira juga ikut sedih melihatnya.

"Bi, ceritakan saja semuanya," ujar Namira.

"Jangan, Na." Abi menolak perintah Namira. "Lo sudah berusaha menyimpan rahasia ini."

"Tapi rumah tangga lo ...."

"Ayo pulang!" Abi menyeret Safira dengan kasar.  Safira menolak untuk ikut.

"Aku belum selesai, Mas!"

"Sudah cukup, Safira. Aku sudah muak denganmu. Kamu telah melanggar kesepakatan!"

Namira tertegun, kesepakatan apa? Kenapa ia tak tau apa-apa.

"Kesepakatan apa yang dimaksud Safira, Bi?" tanya Namira bingung.

Abi panik mendengar pertanyaan Namira. "Bukan apa-apa, Na. Jangan dengarkan dia."

"Dia sepakat menikahi aku, asal aku merahasiakan perselingkuhan kalian kepada orang tuanya!" Safira berbicara dengan lantang.

"Jadi, lo terpaksa menikahi Safira demi gue, Bi? Kenapa lo lakukan itu semua? Lo nggak perlu berkorban sebesar itu demi gue, Bi!" Namira kecewa dengan sikap Abi yang rela mengorbankan dirinya demi melindunginya.

"Gue akan melakukan semuanya demi lo, Na." Abi berkata pelan.

Safira merasa sangat cemburu melihat interaksi Namira dan Abi. Safira melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau Abi bersedia melakukan segalanya demi Namira.

"Sudah cukup, Bi. Gue akan menjelaskan semua ...."

"Jangan, Na!" Abi melarang Namira.

Namira menghela nafas, ia mendekati Safira, kemudian menunjuk perutnya. "Anak ini, bukan anak Abi. Ini anak Azka. Puas? Jangan pernah mengancam Abi seperti itu!0 Silakan kalau kamu mau memberitahu keluarga kami. Beritahu sekarang juga!"

Abi terduduk lemas. Pengorbanannya untuk menikahi Safira berakhir sia-sia. Pada akhirnya kebenaran terbongkar. Setelah ini Azka pasti akan mendatangi Namira, dan kemungkinan besar mereka akan rujuk, demi anak di kandungan Namira.

Safira syok mendengar kenyataan itu. Jadi selama ini ia telah salah sangka. Ia melirik Abi yang hanya bisa tertunduk lemas.

"Mas, maafkan aku ...." Safira berkata lirih, ia menyentuh pundak Abi. Tiba-tiba Abi menghempas tangan Safira dengan marah.

"Berani kamu kasih orang tuaku, hubungan kita akan berakhir sampai di sini!" Ancam Abi.

Safira langsung lemas mendengar ancaman Abi. Ia tak mau diceraikan oleh Abi. Safira langsung bersimpuh di depan Abi.

"Mas, aku mohon maafkan aku. Aku telah salah paham. Aku janji, aku nggak akan memberitahu siapa-siapa tentang rahasia ini." Safira memohon dengan air mata bercucuran.

"Jangan meminta maaf padaku, Safira! Minta maaflah kepada Namira atas segala tuduhan keji yang kamu lontarkan."

Safira segera menghampiri Namira dan memeluknya erat. "Bu, maafkan aku. Aku sudah menuduh Ibu yang macam-macam. Aku menyesal, Bu ...."

Namira membalas pelukan Safira. "Ibu sudah memaafkan kamu, Safira. Tapi, Ibu menyayangkan sikap kamu yang mengancam Abi dan memaksanya untuk menikahi kamu."

"Maaf, Bu. Safira terpaksa. Safira bingung, harus bagaimana lagi untuk mendapatkan Mas Abi." Safira menangis tersedu di pelukan Namira.

"Cinta itu tidak bisa dipaksakan, Safira. Kalau awalnya saja tidak baik, bagaimana rumah tangga kalian kedepannya?" Namira menasihati mantan muridnya itu dengan lemah lembut.

Safira membenarkan kata-kata Namira. Ia pun telah pasrah dengan kelanjutan rumah tangganya bersama Abi.

***

Lanjut nggak Gaes? Udah ngantuk belum?

Azka dan NamiraWhere stories live. Discover now