Lee Maereo

22 9 26
                                    

Happy reading!

Cieee udah masuk part 65 bentar lagi tamat.

JANGAN LUPA VOTE BESTIE!

Typo kasih tanda. 💚💚💚💚

 💚💚💚💚

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.








"Bodoh! Lemah!"

Jeffrey memaki semua bodyguardnya, pria itu terlihat marah besar.

Bagaimana tidak marah, penjagaan yang begitu ketat dan sulit ditembus bisa dengan mudah memasukan penyusup.

"Tuan ampuni kami, kami benar-benar tidak sadar."

"Tidak sadar? Jangan menjadikan itu alibimu! Lemah ya lemah saja."

Trak!

Jeffrey menarik pelatuknya membuat semua yang berlutut di bawah sana menahan napas pasrah.

"Tuan, kami memang tidak sadar. Bahkan istri saya pun tidak sadarkan diri semalam."

Pak heri—suami bibi Asih membuka mulut, pria itu memang sedikit memiliki pengaruh besar disana.

"Lantas apa yang membuat kalian tidak sadar."

"Entahlah, saat itu kami sudah makan malam. Tiba-tiba saja kami tidak sadarkan diri secara serentak, bukankah itu tidak masuk akal?" Heri membuat Jeffrey diam, pria itu sedang berpikir keras.

"Jadi ada yang ingin bermain-main denganku." Sahut Jeffrey pelan, senyum mengerikannya membuat semua orang kembali menunduk. Tapi setelahnya mereka menghela napas lega saat melihat Jeffrey menurunkan pistol kesayangannya.

Padahal jika hal itu terjadi, pistol Jeffrey pastinya akan sangat kenyang. Membunuh puluhan bahkan ribuan nyawa dalam sekaligus.

Jeffrey berjalan dengan langkah besar, pria itu menyuruh semua pelayan berkumpul membuat semuanya dilanda kepanikan.

"Tidak ada yang mau mengaku?" Jeffrey duduk dengan tenang, pria itu menatap semua pelayan satu persatu.

"Masih ingin bermain-main denganku?"

Hening, semuanya bungkam bahkan sebagain dari mereka menunduk tidak ada yang berani menatap tuannya.

Suara langkah kaki yang menuruni tangga satu persatu membuat Jeffrey mengalihkan atensinya, pria itu menatap Aeri yang menuruni tangga dengan pelan.

Aeri terlihat menatap Jeffrey sekilas lalu setelahnya menatap semua pelayan yang berjejer rapih dengan wajah bingungnya, wanita itu mulai tidak perduli. Aeri mengedikkan bahunya acuh, dia mulai mendekati meja makan.

"Bermain denganku itu artinya kau menyerahkan nyawamu sepenuhnya." Aeri terdiam mendengar ucapan Jeffrey.

Pria itu berbicara entah untuk Aeri atau untuk pelayannya disana, anehnya Jeffrey malah berbicara sambil menatap Aeri datar. Membuat Aeri menatap mata elang itu tidak kalah datar.

LEERAERIN [Completed]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ