Love Jeffrey

18 8 20
                                    

Happy reading semua!!💚

Berapa hari ya aku gak up hahaha.

JANGAN LUPE VOTE DAN COMMENT.

Typo kasih tanda.

Typo kasih tanda

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.








"Tada! Kamu harus coba masakan papa."

Aeri terdiam disana, mata gadis itu menyoroti papanya dengan sendu. Hatinya seperti teriris, Aeri begitu tersentuh.

Tuan Mario terlihat sibuk mempersiapkan makan malam mereka, pria itu lari sana-lari sini tanpa melepas celemeknya.

Banyak makanan yang tersaji disana, bahkan Aeri lihat semua makanan kesukaannya ada.

Air mata gadis itu tiba-tiba turun kembali, dengan cepat Aeri menyekanya. Tapi sayang, ternyata Maereo memperhatikan Aeri sedari tadi. Lelaki itu dengan cepat menggenggam tangan Aeri, Senyum indah Maereo terpatri membuat Aeri ikut tersenyum.

Ini seperti mimpi, mimpi yang begitu indah. Jika benar mimpi, rasanya Aeri tidak ingin bangun lagi.

"Aeri mau makan apa dulu nak? Ini atau ini?"

"Aeri mau makan semua." Sahut Aeri membuat tuan Mario dan Maereo semangat membawakan Aeri lauk pauknya, bahkan piring Aeri nampak penuh sekali.

"Selamat makan bidadarinya gua sama papa." sahut Maereo membuat Aeri tersenyum.

Gadis itu memperhatikan papa dan Maereo yang lahap makan, sesekali mereka melempari candaan yang membuat Aeri tersenyum.

Ini, ini yang gua mau dari dulu!

Aeri tidak pernah merasakan makan malam yang sehangat ini, dulu Aeri ingin sekali saat makan malam atau berkumpul keluarga dirinya bisa bercanda dengan ayahnya. Ingin sekali Aeri melihat ayahnya menawarkan Aeri ingin makan apa, menanyakan bagaimana hari-hari yang Aeri lewati seperti sekarang yang papanya lakukan.

Aeri menyuapkan makanannya, saat mengunyah entah kenapa hatinya tidak bisa ditahan lagi. Aeri menangis tersedu disana, gadis itu menunduk dalam.

Maereo dan papanya terdiam, menatap Aeri lamat.

Mendengar tangisan pilu Aeri papanya ikut menangis, tangan pria paruh baya itu terkepal.

"Impian Aeri terwujud, hiks... Aeri gak nyangka." Tubuh Aeri bergetar hebat, gadis itu tidak mau menahannya lagi.

"Aeri pengen banget dipeluk ayah dulu, Aeri pengen banget diusap kepala sama ayah kaya tadi yang papa lakuin. Aeri pengen banget ayah nanyain gimana kabar Aeri."

Tidak bisa dipungkiri, bagaimanapun perlakuan ayahnya pada Aeri. Ada sedikit rasa sayang dan rindu Aeri untuknya.

"Tapi, sekarang Aeri bisa ngerasain itu. Makasih—papa" Aeri mendonggakkan kepalanya, gadis itu menatap papanya dengan mata memerah.

LEERAERIN [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora