Dirganza Reyvanza

33 10 12
                                    

Happy reading semua!!! 💚

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.

Part ini akan menjawab rasa penasaran dipart sebelumnya haha.

Typo kasih tanda ya.

Typo kasih tanda ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Aeri?"

Aeri ingin telinganya salah dengar, dia berharap apa yang dia dengar dan apa yang dia pikirkan salah. Aeri juga berharap penglihatannya bermasalah, dia berharap orang yang berdiri di depannya bukan lah Rey.

Rey di depan sana berdiri menatap Aeri bingung tidak jauh berbeda dengan Aeri, perasaan bingung dan takut tiba-tiba ikut andil begitu saja. Lidahnya terasa kelu, tenggorokannya tercekat. Atmosfer diruangan ini seakan mengurang.

Seketika Aeri langsung berdiri dari duduknya sedikit menjauh dari Dirga, seperti seseorang yang sedang dipergoki selingkuh. Itu yang Aeri rasakan, sangat terkaget-kaget dengan kehadiran Rey.

Kali ini apa lagi yang Tuhan kasih? kenapa akhir-akhir ini aku merasa hidupku semakin berat? apa yang bunda atau ayahku pernah lakukan dulu? Apa ini karma mereka tapi dilampiaskannya padaku?

"Kamu kenal Aeri, Rey?" ucap Dirga yang membuat lamunan Aeri buyar, karena posisinya berada di belakang Aeri.

Aeri langsung mengalihkan atensinya pada Dirga yang menatap Rey, lalu beralih pada Rey yang malah menatap Aeri tajam.

Ini ada apa? Kenapa mereka bisa saling kenal? Apa yang aku lewatkan?

Aeri bertanya pada dirinya sendiri, benar-benar sangat membingungkan dan ini membuatnya sedikit gemetar.

"Syukurlah sudah pulang anak mama yang satu ini, bikin khawatir saja. Maaf ya Aeri si bontot emang gini, ck! duduk Rey ngapain berdiri terus?" ucap nyonya Sanza yang baru datang dari arah dapur dengan membawa beberapa camilan.

Tunggu! Anak mama? Maksudnya Rey?

"Anak?" ucap Aeri tanpa sengaja lolos begitu saja.

Aeri menatap Rey yang juga menatapnya, jujur rasanya seperti tertampar keras. Kenapa Aeri bisa lupa kalo Dirga memiliki seorang adek, tapi kenapa harus Rey?

Reyvanza, Dirganza?

Aeri ingin menjerit saja rasanya, dadanya seketika seperti dipenuhi sesuatu. Sangat sesak.

"Oh iya mama lupa, waktu membicarakan perjodohan Rey tidak datang ya?" ucap bunda dengan nada yang sedikit terbata, mungkin aneh dengan reaksi Aeri dan juga Rey yang sama-sama seperti sangat terkejut.

"Perjodohan?" kini suara Rey kembali terdengar dirungu Aeri, berbicara penuh tanya dengan masih setia menatapnya. Kali ini tatapannya seperti meminta penjelasan.

LEERAERIN [Completed]Where stories live. Discover now