Aeri Maereo berulah

30 12 38
                                    

YEAY UDAH MASUK PART 40!!!

Happy reading. 💚

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Aeri berjalan cepat menuruni anak tangga yang begitu banyak, gadis itu mengumpat di dalam hati. Siapa yang memberikan ide untuk membuat tangga panjang di mansion Jeffrey, napas gadis itu bahkan terengah-engah.

Tangannya dengan lihai memasang dasi, belum lagi rompi sekolah yang masih tersampir dilengannya.

Aeri kesiangan!

"Hah_ ayo kak!"

"Gak sarapan dulu?" Tara menoleh menatap Aeri yang masih mengatur napasnya disana.

"Gak, nanti aja di kantin sekolah."

Ya, Aeri akhirnya kembali bersekolah. Di sekolahnya yang dulu, entah apa yang terjadi. Tiba-tiba pagi tadi Tara mengetuk pintu kamarnya dan berbicara Aeri akan mulai sekolah lagi hari ini.

Sungguh keajaiban bagi Aeri, itulah mengapa dia kesiangan. Gadis itu jelas tidak memiliki persiapan apapun, belum lagi Aeri jika mandi akan menghabiskan waktu di kamar mandi.

Satu hal yang akan Aeri lakukan, dirinya akan berterima kasih pada Jeffrey. Bahkan Aeri pikir berterima kasih saja tidak cukup bagi Aeri, Jeffrey begitu banyak menolongnya dengan cuma-cuma.

Entah terbuat dari apa hati pria itu, membuat Aeri semakin mengaguminya.

Hanya mengagumi, tidak tau kalo nanti.

"Kak Jeffrey makasih banyak ya, Aeri gak tau lagi harus gimana buat balas kebaikan kakak." Sebelum Aeri membuka pintu mobil, gadis itu mengeluarkan suaranya sambil menatap Jeffrey yang terdiam disana.

"Berapa kali kamu mengucapkan kata terima kasih pagi ini?" suara baritone itu membuat dada Aeri bergetar.

"Eumm__ berapa ya? Satu, dua, tiga, empat_ kak Tara berapa kali Aeri bilang makasih?"

Tara yang awalnya hanya menyimak kini terkekeh pelan, pria itu menggelengkan kepalanya. Semakin sini dirinya semakin tau, sosok Aeri begitu ceria jika dihadapan Jeffrey dan Tara. Aeri mampu mencairkan suasan di antara mereka.

"Kamu bisa kesiangan Aeri." sahut Tara.

Gadis itu menganguk cepat, melambaikan tangannya pada Tara tapi berbeda Aeri pada Jeffrey tidak seberani itu. Gadis itu hanya membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda hormat, Jeffrey dan Tara berbeda dimata Aeri. Tara begitu hangat dan selalu bisa Aeri ajak bercanda, pembawaanya yang dewasa membuat Aeri seperti berhadapan dengan seorang kakak. Berbeda dengan Jeffrey, mereka hanya akan berbicara jika memang penting, selebihnya banyak diam membuat Aeri merasa Jeffrey seperti memberikan benteng tinggi di antara mereka. Tapi walau bagaimanapun, Jeffrey sejauh ini tidak sedingin wajahnya. Pria itu sering berbicara panjang lebar pada Aeri walau dengan raut wajah datar.

LEERAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang