J for Jeffrey

27 10 23
                                    

Happy reading semua!

Oh iya, kayanya untuk beberapa hari ke depan aku gak up dulu Leeraerin deh. Tapi gak tau juga, kayanya menyesuaikan keadaan aja gitu. Soalnya beberapa hari ke depan agak sedikit sibuk.

Eaaa sok sibuk aja.

Hahaha.

So, kalo emang sibuk dan gak sempet up tolong tunggu selalu Leeraerin ya. 🥺💚

JANGAN LUPE VOTE DAN COMMENT.

"Apa kita batalkan saja J? Kurasa ini bukan ide yang bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kita batalkan saja J? Kurasa ini bukan ide yang bagus."

"Kau meremehkan ideku Tara?"

Ck!

"J, dengar. Aku sedang bebicara denganmu sebagai seorang sahabat, bukan sebagai pegawai pada atasannya. Menurutku ini keterlaluan, dia tidak seharusnya masuk ke dalam lubang yang jauh lebih dalam dan gelap."

"Semua ada hukum karmanya Tara."

"Dan itu Tuhan yang atur, bukan kamu."

"Hmm, dan aku sebagai pelantara Tuhan." suara yang terdengar acuh membuat pria bernama Tara itu menggeleng pelan, benar-benar tidak habis pikir.

"Aku takutnya kamu yang mendapatkan karma J, bukan mereka."

Suara pintu yang dibuka membuat kedua pria itu mengalihkan atensinya, Tara terlihat memperbaiki mimic wajahnya menjadi datar kembali. Terlihat dua orang keluar dari sana, seorang dokter terlihat menunduk dalam penuh hormat.

"Nona mengalami hipotermia, suhu tubuhnya sangat menurun akibat terlalu lama berada di suhu yang sangat rendah. Ditambah saya rasa nona termasuk orang yang tidak kuat terhadap hawa dingin, setelah saya tangani mungkin butuh waktu beberapa saat untuk mengembalikan suhunya. Tapi maaf tuan sebelumnya, skin to skin bisa dengan mudah mempercepat pengembalian suhu. Saya juga berharap nona tidak ditinggalkan sendirian untuk saat ini, saya melihat mentalnya sedikit terguncang ada baiknya jika nona ditemani." suaranya penuh dengan kehati-hatian, ucapan panjang lebarnya hanya dibalas anggukan kecil membuat dokter wanita itu menghembuskan napas pelan.

"Bibi sudah mengganti pakaiannya tuan, ada lagi yang bisa dibantu?"

"Nope."

Mendengar penolakan singkat membuat kepala pelayan disana mengangguk dan berpamitan pergi bersama dokter tadi, keadaan kembali mengehening disana. Lebih tepatnya Tara yang memandangi J dengan wajah serius dan j yang menatap pintu kamar dengan lamat.

"Mentalnya sedikit terguncang, apa itu masih kurang jelas J?"

"Kau ini kenapa Tara? Seperti baru kali ini saja melihat seorang J melakukan aksinya."

LEERAERIN [Completed]Where stories live. Discover now