VII.2

240 113 1
                                    

"Jika mengirim surat yang isinya menganjurkanmu untuk membunuh orang bisa disebut hanya 'iseng', sepertinya kau perlu memperbaiki definisimu soal iseng," jawab Scar, memutar bola mata. "Dan lagi, orang itu mengirim surat ke Michael sebanyak tiga kali. Tidak mungkin hanya iseng."

Tiga kali? Aku membalik halaman buku dan menemukan robekan surat lain yang juga telah disatukan dengan selotip. Kali ini suratnya lebih pendek.

Hey Mike,

Aku yakin kau sudah memikirkan ucapanku. Pertanyaannya, apakah kau sependapat denganku?

Coba kau pikir, dengan kematian Sean, kau akan mengakhiri salah satu rantai perundungan terparah di sekolah kita. Bayangkan, berapa banyak murid yang akan selamat, hanya dengan kematian seorang Sean? Dengan kematiannya, SMA Gateaway akan menjadi tempat yang lebih baik.

Hidupnya tak berarti sama sekali, Mike. Orang sepertinya tidak pantas hidup.

Tapi hidupmu, dan para korban perundungan lainnya, berharga.

Masalahnya, perlu ada satu orang yang berkorban. Harus ada satu orang yang rela mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain. Dan orang itu bisa jadi adalah kau, Mike.

Pikirkan itu baik-baik.

Dari,

Pembawa Pesan


Di halaman sebelahnya, aku menemukan surat ketiga.

Hey Mike,

Apa kau terlalu pengecut untuk melakukannya?

Barangkali inilah sebabnya Sean memilih untuk merundungmu. Dia tahu kau tak akan melawan. Dia tahu kau tak akan membalasnya.

Kenapa tidak membuktikan bahwa itu salah?

Orang sepertinya memang perlu diberi pelajaran, Mike. Dan siapa lagi yang paling cocok untuk melakukannya jika bukan kau?

Aku dengar Sean berencana pergi ke ibu kota setelah lulus SMA. Bukankah itu tidak adil? Kenapa kita harus membiarkan bajingan seperti dia meraih impiannya? Berani taruhan, dia akan tetap menjadi bajingan seumur hidupnya. Sekali bajingan, tetap bajingan, kau tahu. Manusia tidak berubah semudah itu. Terutama orang-orang seperti Sean.

Pikirkan ini. Sementara kau menjalani hidup yang menyedihkan, Sean merencanakan masa depan yang indah bagi dirinya. Dan itu benar-benar tidak adil, ya, kan?

Dari,

Pembawa Pesan

Siapa pun penulis surat ini, aku dapat melihat kalau ada satu tujuan yang ingin dia capai, yaitu kematian Sean. Dan jelas sekali kalau dia ingin mencapainya melalui Michael. Setelah mendapatkan surat pertama, kelihatannya Michael mengabaikan surat itu, makanya dia mendapatkan surat berikutnya. Berdasarkan apa yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa Pembawa Pesan berhasil mencapai tujuannya setelah mengirimkan surat ketiga.

Dia berhasil membujuk Michael Ahn untuk membunuh Sean.

"Jadi ini sebabnya?" gumamku, lebih ke diri sendiri. Selama ini aku memang tak mengerti kenapa Michael mengambil keputusan seperti itu. Tapi kini jelas sudah alasannya; ada seseorang yang mempengaruhinya. Aku mengangkat kepala dari buku Scar. "Apa orang itu juga mendorong Michael untuk bunuh diri?"

Scar menggeleng. "Aku tidak menemukan surat lain selain ketiga surat itu, jadi kurasa tidak. Besar kemungkinan Michael bunuh diri lantaran merasa bersalah setelah membunuh Sean. Tapi aku yakin kalau dia tidak akan berakhir sebagai pembunuh kalau bukan karena surat-surat sialan itu." Nada bicaranya terdengar berapi-api dan matanya berkilat marah, membuatku semakin bertanya-tanya apa sebenarnya hubungan yang dia miliki dengan Michael.

"Tunggu." Aku baru teringat akan satu hal yang janggal. "Bagaimana kau bisa menemukan seluruh surat ini?"

Scar terdiam sejenak dan memandangku dengan sorot penuh penilaian. Seakan tengah mempertimbangkan apakah aku pantas mengetahui jawabannya. Kemudian, dia menjawab, "Yah, aku mencarinya. Di rumah Michael."

Bukan jawaban yang memuaskan. Malah sebaliknya, menimbulkan lebih banyak kebingungan. "Di rumah Michael?" ulangku, memicingkan mata. "Bagaimana kau bisa--tidak, apa sebenarnya hubunganmu dengannya?"

Masih menatapku, Scar berkata, "Dia saudaraku."

The MessengerOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz