28

274 22 1
                                    

"Assalamualaikum, benar ini dengan saudara Zen?" Tanya orang diseberang sana.

"Waalaikumussalam, benar. Dengan siapa?" Tanya Zen balik.

"Maaf mengganggu waktu bapak. Kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan kalau ibu Flo sedang berada di rumah sakit akibat tusukan benda tajam pak"

Zen begitu terkejut dengan info yang disampaikan petugas rumah sakit. Seingatnya tadi pagi istrinya sedang di rumah dan baik-baik saja.

"Jadi bagaimana keadaan istri saya?"

"Istri bapak mengeluarkan banyak darah, sehingga beliau membutuhkan transfusi darah pak"

"Oke saya kesana sekarang"

"Baik pak"

Zen begitu panik dan khawatir dengan info tersebut. Ia kemudian meninggalkan pekerjaannya dan hanya memberi tahu Bima kalau dirinya harus pergi sekarang. Walapun 1 jam lagi ada rapat penting yang harus ia hadiri.

Zen melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan yang begitu ramai. Di pikirannya sekarang hanyalah keadaan Flo dan Flo, tak ada yg lain. Matanya begitu menggambarkan rasa khawatirnya terhadap istrinya itu.

Sesaat kemudian, Zen pun sampai di rumah sakit istrinya dilarikan. Tak menunggu lama, Zen kemudian berjalan begitu cepat menuju ruangan ICU untuk melihat keadaan istri tercintanya.

"Ma, ada apa dengan Flo sebenarnya?"

"Mama juga tidak tahu nak. Kami juga hanya diberitahu oleh seseorang dari panggilan telepon yang berasal dari nomor Flo. Mendengar Flo terkena musibah, mama cepat datang kesini"

"Seseorang ma?" Tanya Zen heran.

"Iya nak"

"Siapa ma?"

"Mama juga kurang tahu nak,, tapi suaranya seorang laki-laki"

Zen heran dengan semuanya. Bagaimana tidak? Flo tiba-tiba saja tertusuk dan seseorang laki-laki yang menelpon di nomor Flo.

'Gue harus cari tahu, semuanya janggal menurut gue'

"Zen masuk dulu yah mah melihat keadaan istri Zen"

"Silahkan nak,, istrimu begitu lemah sekarang karena kekurangan banyak darah"

Zen kemudian berjalan mendekati brankar tempat Flo terbaring lemah. Wajahnya yang pucat, matanya yang sembab dan beberapa alat bantu yang menghiasi wajahnya itu.

"Sayang,, kamu kenapa bisa seperti ini? Bilang sama mas. Kamu kuat, wanita terkuat kedua setelah mama. Bertahan yah sayang"

"Mas janji akan mencari tahu siapa yang telah membuat kamu seperti ini. Mas nggak rela istri mas ditusuk seperti ini" ucap Zen begitu tulus sembari mengelus kepala Flo yang tebalut hijab.

"Flo bangun sayang. Mas ada disini"

"Flo,, kamu dengar mas kan? Mas cinta sama kamu, mas sayang kamu, mas mau kamu bisa menemani mas hingga tua bersama" ucap Zen hingga tak sadar,  jari Flo mulai bergerak.

"Sayang kamu sudah sadar? Alhamdulillah yaa Allah" ucap Zen sangat bersyukur.

"Dok,, Suster,,, istri saya mulai sadar" teriaknya dari dalam ruangan ICU.

Dokter dan suster yang menangani istrinya mulai memeriksa keadaan Flo yang telah sadar dari komanya.

"Alhamdulillah pak,, istri bapak sudah melewati masa komanya"

"Terimakasih dok"

Keduanya meninggalkan sepasang suami-istri itu. Zen mulai memperhatikan satu persatu bagian tubuh istrinya. Ia begitu teliti sekarang dengan keadaan istrinya.

"Sayang,, jangan begini lagi yah. Mas nggak tega lihat kamu terbaring lemah kayak gini"

Flo hanya bisa mengangguki ucapan Zen.

******

Pukul 22.00 WIB, keadaan Flo makin membaik. Ia sudah bisa berbicara dengan jelas walaupun masih menggunakan beberapa alat bantu pernafasan.

"Sayang sebenarnya kenapa kamu bisa seperti ini?"

"Flo juga nggak ingat mas. Flo cuman ingat kalau tadi pagi itu setelah mas berangkat ke kantor, Flo kedepan rumah beli sayur. Dan setelah Flo membayar sayuran itu,, 2 orang tiba-tiba datang dengan tampilan yang memakai penutup kepala dan membawa sebuah pisau mas. Aku yang melihat gelagat aneh dari 2 orang itu, berusaha lari masuk ke rumah. Kebetulan waktu itu pak satpam lagi aku suruh pergi ke toko buat beli cat kamar. Dan saat itulah kedua orang itu, mulai menusuk aku mas. Setelahnya aku sudah tidak sadarkan diri mas"

"Siap yang berani melakukan ini?"Tanya Zen murka.

"Mas ini musibah,, jangan gitulah"

"Masalahnya ini sudah menyangkut hidup dan mati kamu sayang. Mas nggak rela istri aku diginiin"

"Mas,, ingat Allah aja maha pemaaf masa kita sebagai manusia nggak maafin oranglain mas"

"Mas tahu sayang,, tapi ini sudah kelewatan. Pokoknya hal ini harus dilaporin ke polisi"

"Terserah mas sajalah. Tapi jangan membalas dengan perbuatan yang sama yah mas"

"Iya sayang. Yaudah kamu istirahat aja dulu. Biar lukanya bisa cepat kering"

"Iya mas sayang. Ganteng banget sih suami aku kalau lagi panik gini"

"Kamu tuh yah, orang lagi suasana kayak gini masih bisa aja ngegombal. Istirahat sana"

"Hehe,, kan mas yang ajarin"

"Bisa aja kamu" ucap Zen sambil mengecup kepala istrinya.

📌📌Janga lupa Vote, komen dan share agar author semangat buat ceritanya 🙏

Kalau ingin berbagi cerita, kalian bisa DM aku di Ig @awanputih_00 nanti aku bakalan masukin ide-ide cerita kalian di cerita ini dan tag kalian🤍

Maafin yah kalau banyak typo dan kekurangan dari cerita aku. Semoga cerita ini bisa menemani hari-hari sobat Awput ☁️

Salam Author

~Awput

Flo dan Zen (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang