Part 3

517 57 2
                                    

Setelah urusan pekerjaan dikantornya selesai, Zen pun melajukan mobilnya menuju rumah kedua orangtuanya. Dalam perjalanan, Zen menyetel sebuah lagu kesukaannya. Lagu tersebut menemani perjalanan Zen agar tidak terlalu sunyi. Sekelebat bayangan tentang seseorang terputar di memori pikiran Zen. Seorang gadis yang baru saja ia temui tadi dan sebuah senyum tulus yang menariknya ke dalam sebuah perasaan yang belum bisa ia artikan sama sekali.

Flashback

Akhirnya Zen dan Flo pun tiba di sekolah Flo. Flo dengan gerakan cepat pun langsung turun dari mobil mewah tersebut. Tapi sebelum masuk ke sekolahnya....

"Terimakasih banyak yah pak, sudah mau anterin aku walaupun terpaksa.hehehe" sambil menampilkan senyum terbaiknya di hadapan seorang Zen.

"Jantung jangan gini dong, tolong kondisikan" ucapnya dalam hati tanpa menggubris omongan Flo sebelumnya.

"Pak, bapak. Halo dengar suara aku nggak sih?" Ucapnya sambil melambaikan tangan di hadapan Zen.
Zen yang tersentak kaget kemudian menjawab.

"Ehhh..hmmm. gw maafin tapi awas aja kalo lu gitu lagi ke gw. Gw janji nggak mau bantuin lu lagi. Ini terakhir kalinya" ucapnya dengan tegas.

"Siap pak muda. Kalau sudah selesai aku masuk dulu yah. Makasih pak muda baik nan ganteng" balasnya sambil berjalan dengan melambaikan tangannya.

"Duhhh kok nih anak buat gw makin aneh sih. Cabut aja deh daripada gw tambah gila" timpalnya dalam hati.

Setelah mengingat kembali kejadian tersebut, Zen mulai senyam-senyum tak karuan entah setan dari mana yang merasukinya.

Nyanyi dikit yok sama author🎶
Entah apa yang marasukimu.....
Hingga kau rela menghianatiku...
Yang tulus mencintaimu...

Setelah 30 menit lamanya, akhirnya ia pun sampai di rumah orangtuanya. Ia pun memarkir mobilnya di sebuah tempat parkir yang ada di halaman rumahnya. Zen melangkahkan kakinya untuk menemui keduanya.

"Assalamualaikum ma, pa"

"Waalaikumussalam, kamu Zen?" Tanya mamanya dari arah dapur.

"Iya mah"

"Masuk, ayo duduk disini nak" sambil mengarahkan Zen untuk duduk di ruang tamu.

"Tunggu dulu yah mamah panggilan papah dulu"

"Iya mah"

"Pah, papah ini Zen udah datang"

"Iya mah" ucap papanya dari arah belakang rumah. Karena kebetulan papa Zen sangat suka berkebun.

Mereka bertiga pun sudah berkumpul di ruang tamu. Mamanya yang sedang menyuguhkan sebuah teh hangat untuk keduanya.

"Zen, papa mau nanya. Apakah sekarang kamu punya pacar atau teman dekat wanita?" Tanya papanya.

"Nggak pah. Papah kan tau, Zen malas banget ladenin wanita di luar sana"

"Alhamdulillah kalau gitu berarti kamu masih mengingat ucapan papa waktu itu"

"Iya pah aku selalu ingat pesan papa untuk tidak pacaran dan berhubungan lebih dengan wanita kecuali urusan pekerjaan. Kok tumben pah nanyain hal kayak gini?"

"Jadi gini Zen, papa kan punya teman waktu masih duduk di bangku pesantren. Dan papa sama teman papa dlu pernah sepakat untuk menjodohkan anak kami jika mereka sudah dewasa. Dan sekarang adalah waktunya untuk papa kasih tau kamu soal ini. Tapi papa nggak maksa kamu, kamu berhak menolak ataupun menerima perjodohan ini"

Flo dan Zen (ON GOING)Where stories live. Discover now