Part 25

316 21 1
                                    

Setelah kejadian semalam yang begitu mengesankan bagi Flo dan Zen, pagi ini keduanya sedang berangkat ke salah satu restoran yang ada di kotanya.

"Mas, kita singgah beli minum dulu yah. Aku haus nih"

"Iya kita sentar singgah di indomar*t"

"Makasih yah mas"

"Sama-sama sayang" ucap Zen.

******

"Kak kita mau kemana? " Tanya seorang remaja perempuan yang duduk di samping jok pengemudi mobil Ferarri.

"Kita ke restoran dekat sini dulu, setelah itu baru kita ke rumah mama dan papa" ucap lelaki yang berusia seperti Zen.

"Oke kak"

Tak berselang lama, keduanya turun dari mobil berwarna biru malam. Banyak pasang mata yang menetap keduanya, sebab lelaki tersebut memiliki postur tubuh yang ideal dengan bentuk wajah yang Kharismatik. Sedangkan, disisi lain ada seorang remaja yang masih mengenakan baju seragam sekolah SMA. Para pelayan dan pengunjung menatap keduanya.

"Ganteng banget ceunah" bisik anak remaja kepada teman sejawatnya.

"Inimah calon imam gue"

"Itu pacarnya atau bukan sih? Kalau iya, beruntung banget dia"

"Maksudku tuh yang begini loh"

Ucap beberapa kaum hawa yang begitu kagum dengan lelaki tersebut.

Keduanya duduk di meja nomor 12 dan memilih beberapa menu. Selang 20 menit, makanan yang mereka pesan telah siap. Keduanya menyantap tanpa mempedulikan kaum hawa yang sedang memperhatikannya.

"Kak, tuh cewek-cewek gatel lagi liatin kakak"

"Biarin aja. Namanya juga orang genteng"

"Yaelah pede amat"

"Makanan untuk dimakan bukan dibicarain"

"Iya-iya kak, Maaf"

Disaat sedang menyantap hidangan makanan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang selama ini menjadi doa'nya. Dia adalah Flo, gadis yang selama ini dia kagumi dalam diam. Kalian ingat, tentang surat misterius yang pernah Flo dapat? Dia adalah orangnya. Namanya adalah Satya Safwan.

Lelaki yang sejak SMP telah mengagumi Flo namun tak berani mengungkapkannya. Ia hanya bisa mendiamkan perasaanya hingga akhirnya detik ini ia sudah mantap untuk mengutarakannya. Sejak kepergiannya ke Australia menempuh pendidikan ia berusaha untuk menjadi pemuda sukses.

Ketika melihat orang yang dia kagumi berada tepat di depan matanya, perasaannya pun sudah campur aduk. Ia merasa bahagia dan terharu karena sedikit lagi ia bisa menjemput khadijahnya. Ia kemudian berusaha mendekati meja Flo dan ingin menyapa wanita yang ia telah kagumi sejak dulu.

"Assalamualaikum Flo"

"Waalaikumussalam. Maaf siapa yah?"

"Kamu lupa sama aku?"

"Maaf aku lupa, siapa?"

"Aku Satya Safwan teman SMP kamu"

"Kamu Satya? Yaa Allah aku lupa. Maaf yah"

"Iya nggakpapa, kamu dari mana aja?"

"Aku lanjutin pendidikan di Australia"

"Oalah, pantesan sudah berbeda banget"

"Bisa aja kamu Flo"

"Kamu sendiri?"

"Enggak, aku sama adik aku"

"Ohh kamu punya adik? Mana?"

"Tuh" tunjuknya ke arah adiknya.

"Senang deh aku bisa ketemu Teman lama"

"Aku lebih senang Flo" terlihat mata Setya tak bisa membohongi perasaannya yang begitu berbinar.

"Masyaallah"

Dari luar restoran, seseorang sedari tadi nampaknya memperhatikan tingkah istrinya. Ia heran dengan seseorang yang sedang mengobrol dengan istrinya itu. Ia melihat ada sesuatu yang berbeda dari lelaki itu. Suatu tatapan yang sulit diartikan, tatapan berbinar.

"Tuh orang siapa yah? Akrab bener sama bini gue?" Tanya Zen dalam hati.

Ia kemudian berjalan mendekati istrinya itu dan membuat Flo kaget dengan kedatangan Zen disisinya.

"Hey" sapa Zen mengagetkan.

"Ehhh Zen" mendengar ucapan Flo yang berubah tanpa embel-embel "mas" membuat Sang empu bertanya-tanya.

"Ini siapa Flo?" Tanya Setya.

"Ohhh ini sepupu aku, iya sepupu" ucap Flo terbata-bata dengan memberi kode kepada Zen.

"Ohh sepupu kamu, salam kenal mas aku Satya teman SMP Flo" sapa Satya sopan.

"Zen" balasnya.

"Yaudah aku pesan dulu yah Satya"

"Iya-iya Flo, semapi ketemu lagi yah"

"Insyaallah Satya" setelah mengucapkan hal itu, Flo kemudian mengajak Zen ke salah satu meja kosong di restoran itu.

"Apa-apaan sih kamu Flo, kenalin aku ke cowok itu pake alasan sepupuan segala"

"Maaf mas, kan status kita belum dirilis"

"Rilis-rilis, dengerin yah kita udah sah suami-istri. Lagi pula sudah banyak kok yang tau"

"Iya aku tau mas tapi untuk teman Yang lain nggak usah dulu"

"Maksud kamu, kamu mau nyembunyiin status kamu kalau udah nikah biar bisa dekatan sama cowok lain gitu?"

"Enggak gitu mas. Ngerti dong"

"Kamu yang harusnya ngerti Flo. Aku itu suami kamu"

"Kok marah sih mas? Ini hal sepele loh jangan di besar-besarin."

"Kamu kira sepele? Flo dengerin yah. Kalau kamu nutupin status kamu dari orang-orang terutama para cowok, jangan sampai mereka punya harapan lebih dari kamu"

"Kok kamu pikirannya kesitu sih?"

"Kamu kira aku nggak bisa artiin tatapan cowok itu ke kamu? Dia itu punya rasa lebih sama kamu Flo. Ingat kamu udah punya suami. Suami mana sih yang rela melihat istrinya disukai banyak cowok? Aku juga cowok normal Flo. Punya rasa cemburu"

"Jadi kamu cemburu?"

"Menurut kamu?"

"Maaf mas, aku nggak bermaksud begitu"

Ditengah perdebatan keduanya, salah seorang pelayan datang membawa hidangan pesanan mereka.

"Permisi mas mbak, ini hidangannya"

"Makasih mbak"

Keduanya hanya saling menatap tanpa suara. Dan tak ada yang berani memulai pembicaraan lagi.

"Makan" pinta Zen cuek.

Flo yang mendengar hal itu, menuruti perintah Zen. Mereka menyantap makanan tanpa ada pembicaraan lagi. Keduanya diam membisu hingga tiba di rumahnya.

Gimana nih untuk part ini? Silahkan komen yah dan jangan lupa ninggalin jejak untuk vote di pojok kiri. Bantu cerita ini untuk berkembang dengan share ke teman-teman kalian juga dan follow Instagramnya juga @awanputih_00✨🌹

Flo dan Zen (ON GOING)Where stories live. Discover now