Series 48 - The Right Choice?

1.3K 168 1
                                    

Rosè POV

Aku sudah tidak tahu lagi, apa yang harus ku lakukan agar aku bisa keluar dari sini, bahkan aku tidak tahu sudah berapa lama aku terkurung di sini karena aku sendiri selama berada di sini tidak bisa melihat matahari terbenam dan terbit.

"Siapa panggilan nama mu?" Tanya nya dengan wajah datar nya.

Sekian lama dia mengurung ku, dia tidak memanggil nama ku.

"Apakah itu penting? Kau pasti sudah tahu karena aku seorang reporter yang selalu berada di televisi." Aku sengaja menekan kan kata reporter karena aku tahu, dia paling benci mendengar nya.

Giginya menggeretak, dia mulai terlihat kesal. "Aku bilang, panggilan nama mu, bukan nama lengkap mu!"

"Tidak penting." Ucap ku singkat dan memalingkan wajah ku.

"Terserah, aku akan pergi hari ini karena aku akan mencari target ku untuk besok malam." Gumamnya.

"Kenapa kau melakukan ini? Berapa yang kau butuhkan? Aku bisa memberi mu setengah gaji ku selama 1 tahun, asal kau berhenti membunuh para gadis di luar sana." Ucap ku kembali menatapnya, dia sedang memakai jaketnya dan berjalan ke arah ku lalu duduk di samping ku menggunakan kursi nya.

"Gaji mu 1 tahun? Apa kau masih berpikir bahwa aku akan membiarkan mu menjadi seorang reporter? Kau lucu sekali..." dia tertawa menghentikan ucapannya.

"Urusi saja urusan mu gadis keras kepala! Aku sudah bilang bahwa aku akan melakukan apa pun untuk bertahan hidup, dan.. ah, aku tidak main-main saat aku berkata aku akan menemui Kim Jisoo kekasih mu, lihat lah ini." Ucap nya yang mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket nya, dia membuka galery foto nya yang berisi foto-foto Jisoo, aku menggelengkan kepala ku dengan cepat.

"Jangan sakiti dia! Aku mohon jangan sakiti dia! Dia bukan kekasih ku, dia tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini!" Gumam ku dan aku menangis terisak memohon pada nya.

Dia terkekeh dan menaruh kembali ponsel nya ke dalam saku jaket nya. "Kau bukan kekasihnya namun kau sudah jatuh cinta padanya, waktu mu hanya sebentar, jika kau tidak akan berhenti dari pekerjaan mu, aku akan melakukan sesuatu pada gadis mu itu." Ucap nya dengan wajah yang menakutkan.

"Kenapa harus dia?! Kau habisi saja aku! Kau habisi aku sekarang! Sekarang juga kau bisa membunuh ku!" Aku meninggikan suara ku.

Dia menangkup kedua pipi ku dengan kuat, sampai aku menyeringit kesakitan pada rahang ku.

"Aish, gadis ini.." dia melemparkan wajah ku dengan kasar.

"Aku sudah bilang aku tidak akan membunuh dia, atau membunuh mu. Aku akan memberi nya pelajaran agar kau keluar dari pekerjaan mu, jika memang tidak bisa, ya tidak apa-apa, itu berarti, kau akan hidup dengan ku selama nya, itu tidak masalah untuk ku, hitung-hitung aku memang membutuhkan teman tidur." Gumam nya dengan manis, jari telujunknya menelusuri wajah ku dengan lembut, lalu mengecup dahi ku yang membuat ku menggelengkan kepala ku dengan cepat.

"Kau menjijikan!" Aku mengerang dan dia hanya terkekeh.

"Aku pergi dulu, baik-baik di kamar mu." Dia ingin menyuntikan obat bius pada ku.

"Tunggu! Aku mohon pada mu jangan suntikan aku obat bius lagi, aku mohon.. aku tidak akan kemana-kemana, kau lihat saja keadaan ku yang sekarang, apakah dengan kaki dan tangan terikat aku bisa pergi?" Ucap ku memelas padanya.

Dia terdiam dan memperhatikan ku untuk beberapa saat.

"Baiklah.. aku tidak ingin kau mati karena terlalu banyak ku bius, aku pergi dulu, sampai jumpa.." ucap nya sambil mengelus pipi ku, aku berhasil membuatnya pergi tanpa membius ku.

Red Spider Lili (JENLISA) [GxG]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang