Series 23 - Night

2.7K 277 18
                                    

Note : Jangan di baca dulu buat yang puasa kalau gak mau mandi besar ye.

-------

"Lisa, silahkan jujur pada kami sekali lagi, apakah kau yang melakukan pembunuhan berantai ini?" Tanya Wendy di depannya.

"Aku sudah menjelaskan semuanya Ma'am, jika kalian bertanya terus menerus dengan pertanyaan yang sama, jawaban ku juga akan tetap sama." Ucap Lisa dengan tegas.

Sudah satu jam lebih sejak beradu panco Lisa terus di introgasi, sampai wajah Lisa terlihat kesal.

"Lisa-ssi, dua hari lagi adalah hari ke sepuluh, pembunuhan berantai itu pasti akan terjadi lagi, jika kau tidak mengakui perlakuan mu, aku akan mengurung mu disini." Wendy mengancam dengan tidak main-main.

"Aku tidak masalah, dimana pun aku. Aku sudah terbiasa hidup sendiri, itu juga akan lebih baik kalian mengurungku disini, karena jika memang aku pelakunya, pembunuhan berantai itu tidak akan terjadi dua hari lagi, iya kan?" Lisa menantang Wendy dan Seulgi.

"Lisa-ssi. Apa kau pikir kami bodoh? Kami sudah tahu bahwa kau memiliki komplotan, jadi aku rasa, kau berada disini pun, pembuhan itu akan tetap terjadi dua hari lagi, karena kau memiliki banyak kelompok, kau tidak sendiri." Jawab Seulgi yang menatap Lisa.

"Ya, sikap mu terlalu meremehkan kami." Lanjut Wendy

Lisa berdecih lalu bangkit untuk berdiri. "Terserah kalian saja, aku bukan meremehkan kalian, aku lelah di curigakan seperti ini."

"Hanya katakan padaku, berapa duit yang kau terima untuk melakukan ini semua?!" Wendy mulai teriak di depan wajah Lisa dan menangkup kedua pipi Lisa dengan kasar, sambil Wendy menggeretakan gigi-giginya dengan penuh emosi.

Seulgi mencoba menarik tangan Wendy. "Wen, ingat. Kita mengintrogasinya sebagai polisi, tidak ada kekerasan, oke? Jika kau begini, kita yang salah." Bisik Seulgi mengingatkan.

Wendy pun melepas kedua pipi Lisa dengan kasar sampai wajah Lisa terdorong.

Lisa hanya tertawa sarkas sambil menggelengkan kepalanya. "Bisakah aku bertanya, kenapa kalian menuduh ku terus menerus? Jawaban kalian tetap sama, itu karena wattpad ku. Begitu pun aku, jawaban ku juga akan tetap sama, aku tidak ada hubungan apapun dengan pembunuhan itu, wattpad ku sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembunuhan berantai itu." Lisa terkekeh menjawabnya.

"Seul, kalau begitu. Tinggalkan saja dia, biarkan dia disini." Wendy beranjak mengajak Seulgi.

"Tapi Wen, apakah tidak bahaya meninggalkannya sendiri disini?" Seulgi menatap Wendy lalu kembali ke Lisa yang sedang duduk di lantai dan bersandar di dinding.

"Kalau begitu, kau disini saja bersamanya." Gumam Wendy yang meninggalkanya namun wajah Seulgi sangat bingung dan akhirnya Seulgi mengikuti Wendy keluar dari rumah kecil itu meninggalkan Lisa sendirian.

------

Jisoo sangat lelah, namun dia masih sempat menstalker akun sosial media milik Rosè, wajahnya tampak kesal saat dia melihat kolom 'tag' milik Rosè, yang dimana ada Park Jimin menandai Rosè pada fotonya, mata Jisoo melirik melihat tanggal foto itu di ambil, ternyata kemarin.

Mungkin kemarin malam saat Rosè pergi dengannya mereka mengambil beberapa foto mereka, dan wajah Jisoo tampak lebih kesal saat melihat setiap 'tag' milik Rosè dari akun sosial media khusus Reporter TvN, Rosè dan Jimin selalu terlihat berfoto berdampingan saat mereka melakukan sesi foto di lapangan tempat mereka bekerja.

Rahang Jisoo terkatup, dia mengusap wajahnya dengan kasar melihat kedekatan antara Rosè dan Jimin membuat hatinya semakin panas.

"Fuck! Apa hebatnya pria ini?!" Jisoo menggerutu kesal dan menelpon Tzuyu.

Red Spider Lili (JENLISA) [GxG]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang