Series 47 - Broke

1.4K 207 12
                                    

Nb : kalo cari yang bucin-bucinan di tulisan ku yang lain ya, di sini dari awal konsepnya pembunuhan, tapi tetep ada bumbu-bumbu bucin nya kok, jangan lupa di vote biar author semangat nulisnya.

-----

"Tzuyu, bagaimana? Apa kau sudah menemukan sesuatu tentang Rosè?" Tanya Jisoo dengan suara setaknya, dia terlalu banyak menangisi Rosè yang membuat suaranya serak dan kedua matanya bahkan sangat sembab. mereka bertiga sedang berada di basecamp tanpa Jennie.

"Aku belum unnie, titik terakhir gps nya menunjukan tidak jauh dari tempat dia melakukan siaran terakhir malam itu, ku rasa ponselnya sudah mati." Gumam Tzuyu.

Wajah Jisoo mulai panik lagi, sudah 4 hari 3 malam Rosè menghilang tanpa kabar, dan lagi polisi belum ada yang bisa menemukannya.

"Apa kau sudah menanyakan lagi pada polisi tentang kasus ini?" Sambung Irene, Jisoo hanya mengangguk pasrah.

"Sudah unnie, bahkan aku sudah menghabiskan uang 4 jt Won (sekitar 50 jt Rupiah) agar mereka cepat menemukan Rosè ku, tapi hasilnya. Tidak ada sampai sekarang dan salah satu polisi itu malah menghubungi ku untuk memberinya uang tambahan karena dia ingin mencari nya di luar kota, unnie. Apakah menurut mu, dia masih berada di Seoul?" Gumam Jisoo dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Bodoh, kenapa main uang? Sudah ku bilang jangan membayar polisi, kau hanya akan membuang-buang uang mu. Kau akan terus di peras Jisoo-ya." Irene menggelengkan kepalanya dan memijat pelipisnya dengan frustasi.

"Aku tidak tahu gadis mu berada dimana, yang pasti. Polisi itu hanya ingin memeras mu, siapa nama polisi yang menghubungi mu? Biar ku laporkan pada dad ku." Sambung Irene dengan kesal.

"Aniya unnie, biarkan saja dia bekerja dulu. Dia bisa menjanjikan ku bahwa 2 hari ke depan dia akan menemukan Rosè." Gumam Jisoo yang menolak.

Irene dan Tzuyu hanya menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana jika penculik Rosè adalah pembunuh yang sama? Pembunuh gadis terakhir itu, karena itu bukan Tzuyu pelakunya. Bagaimana jika Rosè ku tidak selamat....." Jisoo menitihkan kembali air mata nya yang sudah terbendung terlalu lama.

"Hei hei.. kau tenang dulu, jika kau terus berpikiran negatif, kau tidak akan pernah menemukan nya, percayalah padaku.. kau harus menjernihkan pikiran mu, aku yakin dia tidak apa-apa, jika dia memang sudah terbunuh, tubuhnya pasti sudah di temukan, kan?" Irene menenangkannya dengan meremas lembut bahu Jisoo.

Tzuyu ikut menganggukan kepalanya. "Irene unnie benar, kau hanya perlu berpikir positif unnie, kau tidak sendirian, kami selalu bersama mu." Sambung Tzuyu dan Jisoo menganggukan kepalanya lalu memeluk kedua sahabatnya.

"Gomawo." Gumamnya lirih.

"Unnie, kenapa Jennie unnie tidak pernah datang dari kemarin?" Tanya Tzuyu saat melepaskan pelukan mereka.

"Jangan bahas Jennie untuk sementara waktu, biarkan anak itu memikirkan kesalahannya." Ucap Irene dingin yang membuat Jisoo dan Tzuyu saling melirik takut.

-----

Wendy POV

"Kapan aku bisa di lepaskan dari sini?" Tanya saksi itu pada ku, ya. Saat ini.. aku sedang bersama saksi itu.

Flashback on

Di malam itu, aku sudah tahu. Bahwa ada yang tidak beres dengan Seulgi, aku berpikir sejenak saat dia berkata bahwa dia pembunuhnya, itu tidak mungkin, bukan karena dia sahabat ku aku membela nya, namun ku rasa. Semua itu memang tidak mungkin, kapan dia melakukan pembunuhan itu sementara dia selalu bekerja bersama ku?

Red Spider Lili (JENLISA) [GxG]  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang