55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION

Start from the beginning
                                    

"Lo mau maksa Septian seratus kali seribu kali juga dia gak mau. Kuat iman temen lo ini." Bams memijat pundak Septian yang duduk di sebelahnya.

"Ada Sarah tuh anjay bener. Ngapain dah pake pakean seksi begitu di sini?" Jordan selalu celang melihatnya. Dia bisa dengan mudah mengenali Sarah. Karena selain penampilannya Sarah juga berdandan yang bisa membuat orang-orang di sekitarnya menoleh padanya.

"Menurut lo ngapain lagi Dan?" tanya Galaksi.

"Iya sih gue tau ini club malem cuman bro dia juga cewek temen satu sekolah kita. Gue samperin dululah," Jordan mematikan rokok yang ia pegang tadi.

Oji tertawa mendengarnya. "Halah modus lo Dan. Udah hafal gue."

"Kali ini beneran Ji. Tuh lo liat. Coba bayangin kalau yang digituin adik cewek lu," ucap Jordan.

"SERU NIH IKUTAN AH!!" Guntur mematikan rokoknya dan mengekori Jordan.

"Suka nih gue yang ribut-ribut gini!" Oji mengikutinya.

Malam ini Sarah mengenakan hot pants ditambah baju merah tipis dengan tali spageti. Terlihat sangat mencolok. Tentu saja. Bahkan dikelilingi oleh para pejantan sambil menarik-narik tangannya yang sedang mabuk berat dan mungkin sedang tinggi-tingginya. Jordan ingin menolongnya karena masih punya rasa kemanusiaan. Dia juga tidak mau kalau nanti terlambat menolong Sarah justru cewek itu kenapa-napa. Atau mungkin bisa lebih parah.

"Eits mau ngapain lo?" Jordan menangkap satu tangan cowok yang hendak memegang Sarah.

"Lagi mabok nih cewek. Liat gak lo? Beraninya manfaatin cewek yang lagi mabok doang." Jordan menghentak tangannya.

"Siapa lo?! Pacarnya?" balas cowok itu.

"Penting lo tau? Sana lo nih cewek urusan gue," usir Jordan.

"Weits lo mau pake juga nih cewek bro?" tanyanya membuat Jordan menarik kerah kemejanya.

"Otak lo selangkangan aja apa isinya?! Jauh-jauh lo sana sebelum gue pukul lo!" Jordan membuat cowok itu menatapnya dengan tatapan merendahkan. Lalu temannya di sebelah berbisik tentang Jordan yang membuat cowok itu terkejut dan mundur setelah dilepas Jordan.

"Ayo balik-balik jangan berurusan sama tamu VVIP!" tarik temannya.

"Emang dia siapa dah?" tanya cowok tadi pada temannya.

"Bapaknya yang nanem saham di sini," balas temannya. "Balik aja ntar malah makin panjang urusannya gak bisa selamet lu nanti." tarik teman-temannya pada orang yang tadi bersiteru dengan Jordan.

"Mentang-mentang kaya!" seru cowok itu.

"Lah emang kaya," sahut Oji yang mendengarnya.

"Sar? Sar? Sadar Sar!" Jordan menepuk-nepuk pipi Sarah yang masih terpengaruh alkohol. Membuat Galaksi yang duduk di tempatnya menghampirinya. Ia menatap Sarah yang masih ditangani oleh Jordan. Kedua tangannya bersidekap di dada dengan kemeja navy di badannya. "Sar? Lo denger gue kan?"

"Mabuk berat dia," Bams memperhatikan Sarah.

Jordan menghela napas. "Kalau gak kuat jangan mabuk Sar."

"Lo semua ngapain sih di sini? Bukannya lo semua gak suka sama gue?" Sarah bertanya dengan suara serak karena banyak minum tadi untuk menghilangkan segala gundah dan rasa sakit hati di dadanya. Sarah tak punya teman cerita. Dia cerita pun tak ada yang mendengarkan apalagi peduli padanya. Sarah juga tak punya pegangan. Dia memang hidup namun jiwanya hilang entah kemana. Rasa sedih itu ketika dia memiliki segalanya namun tak ada satu pun yang bisa membuat Sarah bahagia.

"Kenapa lo semua nolongin gue? Bukannya lo semua," Sarah cegukan. "Gak suka sama gue?"

"Gue emang gak suka sama lo Sar tapi bukan berarti gue diem aja liat lo digerayangin sama cowok-cowok tadi." Jordan mendekati Sarah.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now