Bab 40 - Baby

2.2K 149 9
                                    

Masih pada seneng baca cerita ini gak sih, apa udah bosen karena gak selesai selesai????

Kalau masih pada baca jangan lupa tinggalkan vote dan komennya 🖤🖤


Happy reading...

Aeryn membuka matanya cepat saat dirasakan ada sesuatu yang bergejolak dalam tubuhnya. Ingin rasanya Aeryn membangunkan Kathrine tetapi tidak tega mengganggu tidur adik iparnya itu.

Dia menuruni ranjang dengan terburu dan berlari ke arah pintu lain di dalam kamar. Kepala terasa berputar saat langkah di bawa sedikit berlari. Keadaannya begitu menganggu saat ini, bila ia sampai pingsan di tengah jalan pun sepertinya Aeryn akan mulai megamuk kepada Leonel yang tidak berada di sisinya saat ia bangun.

Kathrine jadi terbangun saat merasakan ranjangnya sedikit terguncang. Dengan mata setengah mengatnuk dilihatnya Aeryn yang berlari terburu menuruni ranjang. Kathrine mengumpulkan kesadarannya dengan cepat sebelum menyibak selimutnya dan berjalan menyusul Aeryn.

Saat Kathrine membuka pintu dan mencari keberadaan Aeryn, ia membelalakkan matanya. Dengan segera ia melangkah mendekati Aeryn yang terduduk lemas di lantai kamar mandinya mengarah ke arah seat toiletnya.

"Kau kenapa Aeryn?" Kathrine mengusap punggung Aeryn dengan sedikit rasa panik.

Aeryn menangis saat mengeluhkan perutnya terasa tidak nyaman, dan ia menginginkan Leonel saat ini juga.

Kathrine yang masih belum sadar sepenuhnya, segera bangun dari tempatnya berjongkok. Meski harus melawan pening yang mendera kepalanya karena ia terbangun dan menyusul Aeryn dengan tergesa, Kathrine tidak tega membiarkan Aeryn harus menangis di kamar mandinya.

Tetapi saat Kathrine kembali ke dalam kamarnya dan akan bergegas memanggil Leonel, pria itu telah lebih dulu sampai di hadapannya.

"Istrimu menangis di kamar mandi" Kathrine mendesah lega dan menunjuk ke kamar mandi di belakang tubuhnya

Leonel tidak berkata apapun dan segera menemui Aeryn. Dan tepat saat Leonel sampai di hadapan Aeryn, gadis itu merengek seperti biasanya. Juga memarahi Leonel yang tidak berada di sisinya saat Aeryn membutuhkan pria itu. Leonel mendesah pelan dan mengalah kepada Aeryn yang masih setia menangis.

Kathrine yang berduri di ambang pintu kamar mandi, ingin terbahak melihat interaksi Leonel dan Aeryn tetapi ia urungkan. Baru kali ini da yang berani menyalahkan semua kesalahan kepada Leonel.

"Haruskah aku memanggil Sirin?" Kathrine berjalan mendekati sepasang suami istri itu

"Tidak, Aku akan membawanya ke rumah sakit" kata Leonel tegas sambil membantu Aeryn untuk bangun

"Aku tidak mau ke rumah sakit" Aeryn meloloskan diri dari rengkuhan Leonel, dan menatap pria itu penuh penolakan.

"Kau harus" kata Leonel tanpa bisa dibantah

"Kau tidak bisa memaksaku" Aeryn menatap tajam ke arah Leonel dan menunjuk sengit pria itu dengan telunjuknya

Leonel mendesah lelah, ia tahu ini tidak akan mudah. Sehingga Leonel menggunakan cara lain "Kau akan mendapatkan ponselmu kembali hari ini"

Aeryn masih menatap sengit ke arah Leonel, meskipun tawaran yang diberikan terdengar menarik. Tetapi bagi Aeryn itu masih kurang, ia menginginkan lebih.

"Dengan mochi ice cream yang kau inginkan"

Tiba tiba wajah Aeryn berubah cerah "Ayo kita ke rumah sakit" Aeryn segera meraih tangan Leonel dan menarik pria itu dengan semangat untuk bersiap ke rumah sakit.

BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Where stories live. Discover now