BS 12 - Hubungan

3.1K 194 3
                                    

WARNING MATURE CONTENT!!!

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment

Happy reading...




Aeryn sudah sampai lagi di kamarnya, dia bahkan membanting pintu bercat putih itu dengan  keras hingga membuat para maid yang sedang membereskan kamar terkejut. Aeryn agak malu karena tidak mengetahui bahwa ada maid di kamarnya, tetapi dia sudah terlanjur kesal. Paginya begitu terasa buruk lebih buruk dari hari- hari yang dijalananinya selama di mansion.

"Bisakah aku mendapatkan segelas teh hangat?" Aeryn berkata pelan kepada para maid yang masih menatapnya

"Tentu nona" salah seorang maid sudah bersiap untuk pergi

"Kalian semua tidak perlu melanjutkan membersihkan kamar ini, aku ingin kembali tidur"

Para maid saling menatap satu sama lain, saat merasa ada hawa penuh kekesalan dari Aeryn mereka lalu undur diri dari kamar meninggalkan Aeryn mendapatkan ruang sendiri.

Aeryn tentu tidak benar benar ingin kembali tidur, dia berjalan menuju meja rias kemudian mendudukkan diri dan menyembunyikan wajahnya dikedua telapak tangannya. Kedua kakinya menendang udara dengan kesal, ada perasaan yang salah di dalam hatinya dan dia tidak menyukai itu.

Ketika bayangan Leonel dicium oleh perempuan lain membuat kepalanya seakan mendidih, apalagi dia ingat bahwa lelaki itu juga pernah menciumnya beberapa waktu lalu.

Saat masih terlarut dalam rasa marahnya yang tidak mendasar, Aeryn mendengar suara pintu di belakangnya dibuka kemudian tertutup kembali. Aeryn mengangkat kepalanya dan memperbaiki cara duduknya kemudian berkata kepada maid yang baru saja masuk "Bisakah kau membawakan sarapan ke dalam kamar? Aku tidak dalam mood yang baik untuk pergi ke bawah"

Hingga beberapa waktu berlalu tetapi Aeryn tidak mendapat jawaban dari maid, yang mana biasa para maid akan selalu menjawab perkataan Aeryn dengan sopan. Jujur saja Aeryn bertambah kesal karena maid tidak menjawab perintahnya. Sampai pada akhirnya Aeryn menoleh cepat kebelakang, kemudian dia mendecak kesal sambil merotasikan matanya jengah.

Ternyata bukan para maid yang memasuki kamar Aeryn, tetapi Leonel yang masih berdiri di depan pintu. Pantas saja Aeryn tidak mendapatkan jawaban, karena memang si tuan rumah itu selalu bersikap sok dingin dan irit bicara.

Melihat Aeryn yang merespon kedatangannya dengan penuh ketidaksukaan, Leonel melangkah untuk mendekati Aeryn di depan meja rias. Sampai Leonel telah berdiri di samping Aeryn, gadis itu masih enggan untuk menoleh ke arahnya seakan sibuk bercermin dengan kaca riasnya. Loenel yang tidak sabaran segera meraih dagu Aeryn dan sedikit didongakkan untuk menatap ke arahnya.

Aeryn menatap Leonel dengan malas, sedang tatapan pria itu tidak setajam biasanya walau wajahnya tetap terlihat datar. Aeryn memang tipe gadis yang gampang merajuk saat dia merasa kesal, jadi sikap yang ditunjukkannya kali ini merupakan kebiasaannya. Aeryn memang tidak takut kepada Leonel, bahkan menurutnya kemarahan anehnya kali ini tidak akan dihilangkannya sampai Leonel meminta maaf kepadanya. Meminta maaf untuk apa, bahkan Aeryn sendiri tidak tau.

"Tidak sopan pergi begitu saja sebelum diizinkan oleh orang yang sedang berbicara" tidak ada kemarahan ataupun nada tegas dari ucapan Leonel

"Tapi tadi kau tidak berbicara padaku" Aeryn membalas perkataan Leonel dengan lebih berani

"Hampir mengajakmu diskusi akan sesuatu, tapi kau lebih dulu pergi seperti orang yang tidak tahu tata krama" 

"Tapi Kathrine juga melakukannya tadi" protes Aeryn tidak mau kalah

BLACK SAPPHIRE [COMPLETE]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu