Epilog

5.2K 146 15
                                    


"How was it?" Tanya Edelina melihat Jack yang baru saja menyusul memasuki mobil.

Jack tidak menggubris pertanyaan Edelina, pria itu memasang wajah datar dan dinginnya seperti biasa, dengan kemahirannya pria itu langsung mengeluarkan mobilnya dari pekarangan rumah.

Edelina yang tidak ditanggapi hanya memutar bola matanya jengah.

"Kau tau?. Dari sejak aku kecil, mungkin sekitar umurku 7 tahun, ayahku terutama daddy Eden sangat sulit ditaklukkan" Edelina menyela ucapannya dengan terkekeh. "Can you imagine? aku yang masih sangat anak-anak dijauhkan oleh para anak lelaki karena ayahku tidak ingin aku patah hati" Tambah Edelina.

Jack yang masih fokus menyetir hanya terkekeh pelan.

"The overprotective sort of Knight's personality i'm afraid" Ucap Edelina dengan terkekeh.

"Do you think i cannot be overprotective to you?" Ucap Jack.

Edelina mengerutkan dahinya mendengar ucapan Jack. "Excuse me, sir?"

Jack tergelak. "Don't call me that"

Kekehan keluar dari mulut Edelina mendengar ucapan Jack yang satu ini. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. "But seriously what's wrong?. Apa sesuatu terjadi pada kau dan kedua ayahku?"

"Bukan apa-apa" Jawab Jack lugas.

Edelina melipatkan tangannya sembari berdecak. "Oh god, inilah yang terjadi" Edelina mengangkat setengah kedua tangannya. "Kau selalu seperti ini jika terjadi masalah"

Jack menoleh sejenak ke Edelina sebelum kembali fokus melihat ke depan. "Ini bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan, mengerti?" Ucap Jack.

Edelina merespon dengan membuang wajahnya jengah. Memang sangat sulit untuknya membuat Jack terbuka, bahkan padanya pun pria itu masih cenderung dingin dan tertutup. Sial, bagaimana jika nanti ia menikahi pria ini? apakah pria ini akan selingkuh tanpa ketahuan? atau pria ini akan membodohinya sewaktu-waktu?.

Pikiran tentang Jack yang selingkuh langsung Edelina tepis jauh-jauh. Menurutnya banyak pria yang mudah berselingkuh bahkan ketika sudah bosan dengan istrinya. Jack mungkin bisa selingkuh, hanya saja Lina tau bahwa pria itu suka membuang waktu yang tidak berguna seperti mencari teman tidur di luar sana.

Justru ia lebih yakin mengenai pikiran bahwa pria itu akan membodoh-bodohinya suatu saat nanti. Seperti contohnya misi penangkapan anggota mafia abal-abal lusa kemarin. Bahkan Edelina hanya mendapatkan sedikit dari informasi mengenai rencan para pria itu. Namun untung saja ia terus berusaha mencoba dengan keahlian yang ia miliki.

"Kau melamunkan apa?"

Suara Jack membuat Edelina reflek menggelengkan kepalanya.

Jack tergelak. "Apa kau sedang melamunkan berlari maraton?" Ucapnya.

Edelina mengernyit. "No, kenapa kau bisa berpikiran ke maraton"

Jack tertawa pelan. "Napasmu tersenggal-senggal saat aku menyadarkanmu"

"Terserah" Ucap Edelina dengan cemberut. Gadis ini sebetulnya sedang menggunakan salah satu senjata yang cukup ampuh pada pria.

Terdengar pria itu menghela napasnya berat. Kemudian ia merasakan tangan pria itu mengambil telapak tangan kanan dan menggenggamnya erat lalu menciumnya.

"Saat kita pulang, aku berjanji akan menceritakan semuanya" Ucap pria itu.

Edelina membelalak, kemudian gadis itu menoleh ke arah pria itu yang masih memancarkan pandangan ke arah depan dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Yang benar saja" Ucap Edelina.

Jack terkekeh, kemudian pria itu menatap bola mata Edelina sejenak lalu mencium punggung tangan itu lagi.

JACK'SDonde viven las historias. Descúbrelo ahora