38. Points

3.9K 99 2
                                    


"Something i hope you'll never be able to see" Jawab Jack.

Edelina mengerucutkan bibirnya. "Well, i guess it's clear now?" Gadis itu merengkuh bahu Jack dengan lembut. "Kau pria yang tangguh Jack. Dan itu adalah salah satu alasan aku jatuh cinta kepadamu" Dia sangat tampan.

Jack menatap Edelina dengan lembut. Cantik. Milikku. Milikku. Tangan Jack kemudian mengusap lembut kepala Edelina. Lalu Jack mencium dahi gadis itu dengan penuh cinta. "I love you too sweetheart. The first time i saw you, i knew you are the one who can make my heart sink, for you. And i love you forever" Ciuman Jack kini beralih ke bibir lembut milik Edelina. Menyesap kembali rasa sisa-sisa percintaan mereka.

"Aku lelah" Ucap Edelina di sela-sela ciuman mereka.

Jack melepaskan ciumannya. Sesaat ia menatap wajah cantik gadisnya itu. I fucking love you so fucking much, my fucking girl. Pria itu menyeringai tanpa sadar. Ekspresi pria itu membuat Edelina mengernyit. Mengerikan. Kemudian Edelina merebahkan tubuhnya ke samping memunggungi pria itu.

"Selamat tidur siang cintaku" Ucap Jack sekali lagi sembari mengecup pipi gadisnya.

Dengan cepat Jack kembali berpakaian dengan setelan kantorannya. Sebelum keluar Jack melihat jam sejenak. Shit, it's evening already?. Jack pun berjalan cepat ke meja kerjanya. Mempersiapkan beberapa dokumen dan laporan. Sebelum ia mengadakan rapat kecil lagi dalam 18 menit.

Kring...

Suara dering ponselnya berbunyi. Saat ia berpikir bahwa itu adalah panggilan kerja, tapi ternyata bukan. Panggilan itu berasal dari Marco yang menghubungi nomor pribadinya. Jack segera mengangkat dengan malas.

"What?"

Marco berdehem sejenak. "I don't know if it's the right time to telling you this shit, but.... mereka sekarang berada disini"

Jack mengernyit kebingungan. "Who is they?"

"Anak emas Bion, mereka sekarang berada di New York"

Jack memejamkan matanya. Fuck. Umpat Jack dalam hati. "Kau sudah melacak keberadaan mereka saat ini?"

"Eldian sudah, dan kau tau?. Semua hasilnya semu. Tebakanku mereka bersembunyi di tempat yang sulit dijangkau radiasi apapun" Jawab Marco.

"Fuck. Fuck. Fuck. Aku akan meminta bantuan beberapa IT terbaik ku. Kau terus saja melacak dan cari informasi sebanyak mungkin yang kalian bisa, aku akan segera kesana" Perintah Jack.

Tok. Tok.

Jack menoleh ke arah pintu. Persetan. Jack mengambil sebuah kunci di laci, lalu pria itu masuk ke kamar pribadinya yang sedang Edelina tempati. Pria itu mengambil ponsel dan laptop milik Edelina, segala sesuatu elektronik milik gadis itu Jack ambil. Lalu Jack keluar kamar dan tak lupa mengunci pintu tersebut.

BUUGH BUUGH BUGHH.

Langkah Jack berhenti sejenak setelah mendengar gedoran kencang dari kamar. Sepertinya ia tak sadar Edelina sudah terbangun. Dengan tidak enak hati Jack kembali melanjutkan perjalanannya.

"Tua—" Ucapan salah satu sekretarisnya terpotong.

"Batalkan meeting. Aku ada urusan mendadak. Dan kau, jangan lupa perketat keamanan ruanganku terutama kamar pribadiku"

"Bai-baik tuan" Sekretarisnya menunduk hormat.

Jack pun masuk ke dalam liftnya dengan langkah tergesah-gesahnya. Kepalanya berkecamuk memikirkan nasib keluarga Edelina dan Eldian. Tidak, jujur saja Jack lebih mengkhawatirkan apabila ia gagal dalam rencana dan informasi yang sudah ia kumpulkan. Jika ia gagal, Eden dan Javier pasti akan memisahkan hubungannya dengan Edelina. Karena pada dasarnya hubungan Edelina dan Jack dimulai dari perjanjian.

Setelah salah satu bawahannya sudah mempersiapkan mobil, Jack langsung masuk ke dalam tanpa basa-basi. Menginjak pedal gas dengan sedikit kasar. Jack adalah pengemudi yang cukup handal, kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi.

Jack segera menuju ke Mansion keluarga Knight. Setelah sampai Jack melihat mobil Marco, Eldian dan John yang sudah terparkir di depan halaman rumah. Sepertinya rapat besar yang sebenarnya sedang berlangsung. Jack pun masuk dengan langkah gagahnya.

"Kau mencari Eden? Javier? Marco? Eldian? John?" Tiba-tiba Elli muncul dari balik pilar besar di rumah itu.

Jack menoleh ke sumber suara tersebut. "Ya" Jawabnya.

Elli melirik ke arah Jack. "Mereka di ruang kantor, lantai 2"

Jack mengangguk. "Thanks" Dan pria itu lanjut menyusul keberadaan para pria itu.

Setelah sampai di tempat yang dituju, tanpa basa-basi Jack langsung membuka pintu.

"Shit!"

"Tidak sopan!"

Semua pria di dalam ruangan langsung menatap ke arah Jack. Tanpa peduli Jack pun langsung duduk di sebelah Marco.

"Maaf terlambat. Kuharap kalian belum membahas sampai jauh. Mulai dari mana kita?" Ucap Jack.

John berdehem singkat. "Kira sudah membahas hampir setengah rencana kita" John membuka sebuah map berisikan file penting. "Ini titik terakhir aku menemukan lokasi mereka. Dan yang ini adalah titik beberapa tempat yang mereka kunjungi selama di New York"

Jack segera mengambil file yang John tunjukkan padanya. Pria itu membaca dengan sangat teliti agar tidak ada detail yang terlewat.

"Aku juga sudah memberikan informasi dari Kenzo. Bisa dibilang semua file disitu sudah tergabung dan sangat lengkap" Kini Marco menimpali.

Javier mengernyit. "Bagaimana kalian bisa berhubungan dengan kinky club seperti itu?"

"Apakah sangat penting membahas hal itu disaat-saat seperti ini?" Kesal Eden.

Javier hanya menggeleng kepalanya.

"I see. Jika dilihat dari pergerakan mereka beberapa hari terakhir, semua cukup pasif. Dan hal ini cukup membahayakan bagi kita. Sebaiknya kita semua perketat keamanan, terutama keluarga Eldian Kairi" Ucap Jack dengan berwibawa.

"Aku sangat yakin Bion sudah memerintahkan mereka untuk membantau semua yang berhubunagn dengan Kairi tanpa terkecuali. Maka dari itu aku harap kita tidak lengah sedikitpun" Tambah Jack.

Semua mengangguk setuju akan ucapan Jack. Hal ini sudah dipersiapkan mereka sejak lama. Dan semua rencana, dengan sangat yakin pasti akan berhasil. Apapun resikonya.

"Anyway, aku penasaran bagaimana Bion masih memiliki beberapa aset jika badan kepolisian dan inteligen mengatakan mereka sudah menyita semua aset pria tua itu?" Tanya Javier.

Eden menggeleng.

"Dia adalah pemimpin kartel Mafia yang sudah menjabat bertahun-tahun. Dia tidak akan sebodoh yang kau kira juga Jav. Pria tua itu pasti sudah menyusun rencana dari jauh-jauh hari. Dan ia sudah mempersiapkan sisa-sisa asetnya untuk hal-hal seperti ini" Jawab Eden.

John berdehem. "Besok kita akan segera ke Voluptas. Di sana adalah prediksi titik terakhir yang akan mereka kunjungi. Aku sudah menyiapkan beberapa polisi dan backup dari FBI lain. We can do this!"

Jack mengangguk. "Should i be going?" Tanya Jack.

"I don't think so Jack. Kupikir sebaiknya kau menjaga Edelina" Ucap Marco.

Sedangkan John menggeleng tidak setuju. "Kupikir alangkah baiknya Jack juga ikut bersama kita. Mengingat salah satu dari 3 serangkai itu memiliki hubungan masa lalu dengan Jack"

Jack berdecih kesal. "Tidak perlu menjelaskan begitu terus terang" Katanya dengan kesal.

"So it's settled?. Kuharap semua akan berjalan dengan mulus" Ucap Eden.

________

Thanks For Read

JACK'SWhere stories live. Discover now