43. Game Over

2.5K 99 1
                                    


"Do you know how good the vibes of this place is?. Tempat ini terlalu nyaman" Ucap Tania sembari membanting tubuhnya ke table dengan kursi sofa.

Jack berdehem.

Tania menatap pria itu lekat. "Namun satu hal yang membuatku bingung" Matanya menangkap tiap sudut cafetaria ini.

"Apa" Jack merespon acuh tak acuh.

Pandangan Tania kembali ke arah Jack. "Kenapa tempat ini sangat sepi"

"Kita di tengah sebuah padang yang hanya ada kaktus dan ranting berjalan" Jawab Jack.

Tania mengangguk setuju. "Benar sekali" Wanita itu memajukan tubuhnya mendekat ke arah Jack. Tercium bau maskulin yang sangat amat Tania rindukan dari pria itu. "Tapi kenapa tidak ada pelayan" Matanya mengarah ke kasir. "Kasir" Lalu kembali ke arah Jack. "Atau bahkan penjaga"

Jack menelan ludahnya kasar.

"Fuck it" Ketus Jack.

Pria itu menggeleng dan langsung menarik pistolnya dari saku miliknya. Diarahkan pistol tersebut ke kepala wanita itu. Sentak Tania memasang ekspresi kaget dan takut. Namun perlahan ekspresinya berubah menjadi sebuah seringai licik.

"I already know this kind of game" Ucapnya sinis.

Wanita itu juga menarik pistolnya yang berada di balik dress mini yang ia pakai. Wanita itu dengan santai mengarahkan pistolnya ke dada Jack.

"Interesting" Balas Jack dengan sebuah senyuman.

"I know right?. Sistem ajaran mengenai kepercayaan terhadap manusia yang selalu di tanamkan Kenedict ternyata berhasil padaku"

Jack memiringkan kepalanya sejenak. "Berarti sekarang kau lebih pintar bukan?"

"Omong kosong" Tania memutar bola matanya jengah.

Jack memasang ekspresi menggelap. "Jika situasi ini berada pada waktu 6 tahun yang lalu, mungkin kau sudah kubanting ke ranjang" Geram Jack.

Tania mengangkat sebelah alisnya. "Oh really?" wanita itu mendekat ke Jack, pistol yang tadi diarahkan ke dada pria itu kini sudah menempel tepat di kulit dada Jack. "Why don't you do that now?"

Jack menyeringai. "Karena aku lebih memilih melakukannya kepada seseorang yang sekarang tengah mengandung anakku"

Tania mengetatkan rahangnya, menahan emosi-emosi yang segera meledak-ledak.

"Kenapa?" Jack memasang wajah mencemooh.

Tania berusaha lebih rileks dalam menghadapi pria seperti Jack ini.

Tania menggedikkan bahunya acuh. "Tidak apa-apa. Hanya bingung, sangat bingung sekali"

"Apakah aku perlu bertanya akan 'sangat kebingunganmu' itu?" Ucap Jack.

Tania mengerucutkan bibirnya. "Hanya bingung, kenapa kau bisa mengungkit hal yang sudah terjadi begitu lama sekali, sementara kau selalu bilang bahwa gadis itu adalah penghangat ranjang terbaik yang pernah kau miliki"

Rahang tegas Jack mengetat. "Aku hanya sedang mengulang kembali momen terburuk dalam hidupku"

Tania berdecak. "Oh Jack Michael Federico. Why are you being so denial!" Tania menurunkan tangannya yang memegang pistol. "Barusan tadi kau mengatakan suatu kemungkinan yang akan terjadi 6 tahun lalu. Namun sekarang.... So pathetic"

Jack menggeleng. "Jadi kau sepakat bahwa kita berdua adalah orang yang menyedihkan?"

"Sepakat?, bahkan sedari tadi kita tidak sedang dalam negosiasi tuan Federico yang terhormat"

JACK'SWhere stories live. Discover now