33. Impregnate His Baby

3.8K 152 0
                                    


Marco merasakan aura serius yang berada di ruangan sempit ini. Serius, sedari tadi ia dibuat kesal oleh tempat kecil yang disebut kantor ini. Apa pria itu terlalu pelit untuk mengeluarkan ribuan dollar untuk setidaknya membeli gedung yang lebih baik?. Jika kesan ruangan kantor pemilik Club ini saja tidak bagus, apa yang Jack harapkan dengan meminta bantuan pada pria ini?. Marco menggeleng dalam lamunannya. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran Jack.

Kenzi menatap Jack intens sambil menyalakan rokoknya. Kenzo sempat menawarkan namun Jack menolak, dia sedang dalam proses mengurangi rokok dan alkohol dalam hidupnya.

"Bantuan apa yang kau butuhkan dari orang sepertiku Federico?" Kenzo mengucap sembari mengangkat kedua alisnya.

"Tania" Sahut Jack.

Kenzo terkesiap kecil sambil membulatkan bibirnya.

Lalu kemudian pria itu terkekeh. "Kau memang orang yang terlalu blak-blakan. Itu adalah salah satu dari sifatmu yang aku suka selain keahlianmu memainkan alat-alat itu" Ucapnya.

Jack memincingkan matanya tajam. "You have no rights to talk something about me, especially when it comes to my worst trauma that i have never been recovered" Desis Jack tajam.

Kenzo mengangkat tangannya. "My appologies. Bukan maksudku mengatakan hal seperti itu padamu" Sontak Kenzo membela diri.

Jack berdecih. "Kau sudah terlanjur mengatakannya" Jengah Jack pada Kenzo.

"Lupakan tentang itu. Sekarang apa maumu datang ke tempat ini setelah sekian lama?" Kini Kenzo mulai serius.

Jack menghembuskan napasnya pelan.

"Aku ingin kau memberikan dokumen-dokumen rahasia mengenai Tania Hozil. Apapun hal yang terkait dengannya, berikan saja kepadaku" Pinta Jack.

Kenzo mengangguk.

Kemudian Kenzo menekan dial jadul yang berada di mejanya.

"Howard, tolong ambilkan dokumen dengan map merah. Berada di arsip SC-19-3. Yap." Ujarnya pada dial yang tersambung.

Kenzo mematikan dialnya dan kemudian dia mendapati Jack yang kini menatapnya dengan tajam. Dan bukan hanya itu, dia justru merasa pria ini akan segera membunuhnya. Namun....

"Apa?" Ucap Kenzo.

Jack membuang napasnya seakan tertahan.

"You fucking bastard. You had this the whole time?. Fucking dick!" Geram Jack.

Kepala Jack meledak-ledak. Semua emosinya membubuh tinggi. Namun kali ini saja Jack tidak ingin amarah menguasai dirinya. Dia berusaha tetap tenang agar semua terkendali.

Dan disana Marco sudah bersiap siaga apabila Jack akan menghantamkan bogemnya ke wajah tua Kenzo. Entahlah, meskipun ia tidak suka dengan bisnis gelap yang dijalani pria itu, namun naluri kemanusiaannya tetap aktif. Beruntung pria itu sudah paruh baya, jika tidak Marco mungkin akan membiarkan Jack memukulinya hingga mati.

Kenzo mengangkat tangannya. Dirinya juga berusaha menenangkan emosi pria dihadapannya yang sepertinya akan meledak.

"Easy man. It's not like what you really thoughts" Ujar Kenzo.

Jack menatap tajam. "Kau diam-diam mencari tau tentang Tania Hozil, but not telling me every single word"

Kenzo meneguk ludahnya kasar. "Aku memang sengaja melakukannya supaya data yang aku kumpulkan itu valid. Kau sendiri sadar kan bahwa Tania adalah salah satu dari anggota pasukan spesial? wajar saja jika aku tidak begitu yakin data yang aku dapatkan asli atau hanya samaran"

Marco menahan tawanya melihat kebodohan Jack. Sejak kapan pria itu menjadi pemikir yang tergesa seperti ini. Serius, tenang adalah kata yang seharusnya selalu melekat dalam diri pria itu.

JACK'SWhere stories live. Discover now