13. Lovers

5.6K 213 2
                                    


Setelah berbelanja dan mengobrol sana sini. Akhirnya Edelina dan Katrina sampai pada tujuan. Segera Edelina memasuki lift dan menempelkan kartu untuk menuju ke penthouse Jack.

Well. Setelah Jack mengajaknya untuk tinggal di bersama, pria itu langsung memberikannya kunci akses ke penthousenya.

"We're back!" Teriak Edelina saat pintu lift terbuka.

Terlihat Jack dan Marco yang sedang serius bermain catur masih di tempat yang sama.

Tidak mendengar balasan apapun dari kedua bajingan itu. Edelina dan Katrina memilih untuk langsung memasak ramen instan tersebut. Dan ia memerintahkan Katrina untuk membuatkan mereka Kopi.

Saat selesai menyiapkan untuk makan siang yang telat. Mereka berempat berbincang-bincang seputar hal yang ringan, seperti menanyakan kehidupan sekolah atau pekerjaan.

Dirasa matahari perlahan membuat langit berwarna jingga, Marco memutuskan untuk membawa Katrina pulang untuk mengemas barang-barangnya.

Gila memang. Edelina pun sejujurnya syok akan pernyataan kedua pasangan itu. Mereka hanya bercinta sekali sudah sedekat itu? kepala Edelina makin pusing dibuatnya.

Bagaimana bisa Katrina menyetuji kemauan Marco untuk tinggal bersama pria itu. Edelina sejujurnya tidak menerima hal itu dengan lapang dada. Katrina adalah gadis malang yang polos, seorang gadis yang mencoba menjadi liar hanya untuk mendapatkan validasi di lingkungan sekolahnya.

Edelina bukanlah wanita bodoh yang tidak tau bahwa Marco dan Jack memiliki fantasi dan gaya seks yang tidak jauh berbeda. Mereka seringkali bermain kasar, terlihat dari banyaknya bekas kemerahan berbentuk sedikit menyerupai telapak tangan di daerah pundak ke leher Katrina.

"So..... you seem very unusual, what's wrong?" Jack meletakkan cangkir kopi yang sudah habis di meja.

Lamunan Edelina seketika buyar kala suara seksi Jack mengalun di telinganya.

"Aku tidak suka pada keputusan Katrina untuk tinggal bersama pria itu" Jawab Edelina tegas.

Jack tertawa pelan. "Kau benar-benar gadis yang frontal"

"Aku anggap itu sebuah pujian"

Jack menghembuskan napasnya kuat. Merasakan suasana santai ini untuk sesaat. Lalu tangan sialannya mengelus paha Edelina yang terbuka karena memakai rok mini.

"Don't worry" Ucap Jack dengan lembut. "Aku akan memastikan gadis itu aman padanya"

Edelina menatap pria itu dalam-dalam. "Bagaimana kau bisa meyakinkanku?"

"Kami berdua memang seorang pria bajingan yang tak tau bagaimana cara memperlakukan seorang wanita dengan benar. Namun kami tau bagaimana cara memperlakukan orang yang kami cintai" Kata Jack.

Edelina tertawa. "Seperti kutipan pada film Eternals "When you love something. You protect" Aku setuju dengan itu"

"Aku tidak menonton film" Ucap Jack datar.

Edelina terkesiap. "WWHaaaat?!" Pekiknya dengan intonasi menurun.

"Menonton film bukanlah sebuah kewajiban"

"Ya aku tahu" Edelina menilik pria itu masih dengan pikiran tidak percaya. "Tapi bagaimana kau bisa menjalani kehidupanmu yang begitu membosankan ini tanpa berpikir untuk bunuh diri?"

"When i'm bored, i fuck women" Jack mengucapkan kalimat itu dengan suara rendah seraknya, hal itu mampu membuat tubuh Edelina berdesir.

"Penjahat kelamin"

Jack menoleh ke arah wanitanya. "Kuanggap sebagai pujian"

"Tidak! tidak! itu bukanlah pujian dasar pria!"

JACK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang