40. Their Heart

2.5K 106 1
                                    


What did you just said?

Respon yang Edelina berikan atas pernyataannya membuat Jack terkikik geli. Pria itu menatap wajah Edelina yang memasang ekspresi lucu. Jack mengusap rambut basah Edelina dengan lembut. Menghirup dalam-dalam aroma lavender yang menyeruak.

"Marry me, my love" Jack mengulangi ucapannya.

Edelina diam tak merespon, wajahnya seperti orang bodoh yang bingung akan mata pelajaran di kelas.

Jack terkekeh pelan. Dia menarik wajah Edelina lalu melumat lembut bibir merah nan kenyal itu. Sensasi rasa yang menjadi favoritnya sejak pertama kali ia mendaratkan ciuman pada gadisnya. Perlahan tubuh Edelina menjadi rileks dari sebelumnya. Gadis itu mengikuti gerakan Jack yang lembut pada bibirnya. Menyesap pria itu dengan penuh cinta.

"Hmm" Engah Edelina.

Kemudian Jack melepaskan pangutan di bibirnya.

"Are u being serious right now?"

Jack tersenyum. "Why wouldn't i?. Aku memang bercita-cita untu menikahimu suatu hari nanti"

Edelina mengalihkan pandanganya salah tingkah. "I just.... don't feel like it"

"Kenapa?"

Edelina kini menatap bola mata tajam pria itu. "Sungguh. Ini terlalu cepat Jack. Kau tau, aku masih sangat muda"

Jack berpikir sejenak.

"Well, kita bisa bertunangan terlebih dahulu"

Edelina menggedikkan bahunya ragu. "Dan kita masih memiliki beberapa masalah yang belum terselesaikan. Bulan ini bukanlah waktu yang tepat untuk melaksanakan pernikahan. Kupikir ku mengerti" Ucap Edelina.

"Darimana kau tau aku akan menikahimu bulan ini?" Tanya Jack penasaran.

Edelina menggerekan bola matanya, mencoba menghindari kontak langsung kepada Jack. "A..aku memantau gerak-gerikmu akhir-akhir ini" Ucapnya terkesan malu.

Jack menyeringai. "Benar-benar gadis yang nakal"

Sontak pipi Edelina merah merona karena malu.

Kini tangan Jack mengusap lembut bahu Edelina. "Aku ingin bertanya. Apakah kau tau apa yang biasa aku lakukan pada gadis nakal sepertimu?"

Edelina mendengarkan penuturan Jack, namun enggan menjawab.

Jack mendekatkan wajahnya pada Edelina. "Aku lebih suka melakukannya dengan tindakan" Pria itu menyeringai nakal. "Seperti menampar bokong gadisku, atau mencumbunya dengan kasar, dan melakukan seks dengan kasar dan tanpa ampun"

Edelina semakin merona malu, hingga ia tak sanggup lagi menatap wajah pria itu dan memilih untuk mengubur wajahnya di antara pahanya. Keduanya terdiam. Selamg beberapa saat suasana menjadi hening.

"Seperti apa pernikahan impianmu?" Akhirnya Jack membuka suara.

Mata Edelina membulat. "Aku tidak begitu memimpikan pernikahan seperti apa"

Jack berdehem sebagai balasan. "Lalu jika kita menikah, kau ingin konsep yang seperti apa?"

Edelina mengernyit. "Ada apa denganmu? apa kau akan benar-benar memaksaku untuk menikah denganmu sekarang juga?" Ucap Edelina jengah.

Pria itu membalas dengan kekehan ringan. "Bukan begitu, sayang. Aku hanya perlu menyiapkannya dari jauh-jauh hari"

"Kurasa itu tidak perlu"

Jack mengangkat sebelah alisnya. "Tidak perlu kenapa?. Apa kau ingin pernikahan yang mewah?. Aku bisa mengundang beberapa orang penting dari berbagai negara"

JACK'SWhere stories live. Discover now