4. Heart to Heart Talk

9.2K 311 9
                                    


Sebuah Rolls-Royce seri Phantom baru saja keluar dari pekarangan di kekediaman keluarga Knight. Dengan wajah lesu dan murung yang Edelina lakukan hanyalah menghindari kontak mata dari daddynya meski pria itu tepat di sebelahnya sedang menyetir.

Edelina membenci situasi seperti ini. Yang ia lakukan hanyalah balapan motor, dan itupun bukan hal yang illegal mengingat mereka menyewa sebuah sirkuit sendiri dan diawasi oleh beberapa pengaman. Mereka melakukannya layaknya Grand Prix.

Dan yang lebih menyebalkannya lagi, selama dia bekerja menjadi karyawan biasa, kedua ayahnya tidak lagi memberikan kartu kredit miliknya. Jika Edelina tau akan seperti ini kedepannya, ia akan memilih untuk berkuliah saja dan menghabiskan uang ayahnya yang tak akan habis itu.

Lalu suara notifikasi berbunyi di ponselnya. Edelina segera mengambil ponselnya di tasnya.

Katrina.

"Looks like my best friend got into a bad shit. Don't ya?"

Edelina memutar bola matanya jengah.

"Seriously? i'm really not in the mood for this shit! stop making fun of me!"

Dengan penuh tekanan pada jarinya ketika ia mengetikan pesan itu pada ponselnya. Eden yang melihat itu hanya mengernyit aneh.

"Oke fine,fine. aku baru saja dapat surat dari harvard. And they said that 'they unable to offer me a class'"

Edelina mengernyit bingung.

"Apa artinya itu?"

"Aku ditolak"

Jawab Katrina dengan spontan.

Sejenak Edelina terkejut, Ia menutup mulutnya dengan telapak tangan secara spontan.

"I'm so sorry for you, don't let that shit makes you down honey, you can get trough this"

"Thanks, it's okay tho. also my parents is fine with this. I think i kinda deal with it. Aku tinggal menunggu surat dari pennsylvania"

"Aku yakin kali ini kau pasti diterima, lupakan harvard yang bodoh itu karena telah menolak sahabatku yang pintar ini"

"LOL😹"

Edelina segera mematikan ponselnya kembali.

"Siapa yang baru saja mengirim pesan kepadamu? apa dia seorang pria?" Tanya Eden.

"Ugh, dad tidak perlu tau" Desis Edelina.

"Kau semakin hari semakin berani ya sayang, tidak salah jika daddy menghukummu" Geram Eden.

Edelina mengerang kesal. "Dad, aku ingin ponsel baru"

Eden menoleh sebentar ke gadis itu sambil menaikkan sebelah alisnya. "Ponselmu masih bagus sayang, gunakan itu sampi benar-benar tidak berfungsi"

Mata Edelina membelalak tidak percaya, yang benar saja? ponselnya sudah dua tahun ia gunakan, tentu saja ini ketinggalan jaman.

"Apakah daddy benar-benar seorang billionaire? mengapa sangat sulit bagimu untuk membelikan Lina ponsel baru?"

"Oh Lina anak kesayangan daddy..."

JACK'SWhere stories live. Discover now