34

63 4 0
                                    

Untuk kesekian kalinya di Minggu ini, bel unit apartemen itu kembali berbunyi disertai dengan ketukan pintu yg terdengar agak keras, membuat insan di dalam sana tersadar dan buru buru melempar jauh pisau yg sebelumnya hampir memutus nadi.

'sial, lagi?'

(Name) meringsut berlutut, dua tangannya yang bergetar di tatap nanar, lagi lagi puan hilang kendali atas dirinya. Ia bersyukur tak melanggar janjinya dengan orang yg masih ia cintai, "gomen kei" ucap (name) parau.

Kemudian (name) bangkit merapikan sedikit penampilannya sebelum melangkah ke pintu depan, tentu ia merasa kesal dan risih karna bel yg terus menggema dan ketukan pintu membuat apartemennya menjadi ramai akan suara, kepalanya udah berisik ditambah berisik lagi. Tak tau etika bertamu apa.

(Name) menghela nafas sabar bersiap untuk mengusirnya, kepalanya di dekatkan ke pintu guna mengecek siapa yg berkunjung dari lubang khusus, tapi hanya gelap yg ia dapat. Sang gadis menggeram marah pasti lubang intipnya di tutup sama jari.

Mau tak mau ia pun harus membuka sedikit celah pintu, rantai sebagai pengunci pintu pun turut menahan pintu agar tak terbuka lebar, sebelum itu (name) menarik nafas panjang guna mengenali aroma siapa yg datang.

"Pergi jiro, gua masih pengen waktu sendiri, gua gapapa kok gausah khawatir"

"Buka pintunya (name)Chi" titah Mikey memohon.

"Gak jiro, gua masih mau sendiri tolong ngerti" jawab (name) menjeda lalu kembali berucap, "Emma tolong bawa jiro pulang ya" pinta (name) yg tau hawa cemas sang gadis pirang.

"Minggir (name)Chi"

(Name) yg awalnya bingung seketika membulatkan matanya menyadari apa yg akan Mikey lakukan, "Manjiro jangan—"

Brak!!

Akhirnya pintu di buka secara paksa, rantai yg mengait pintu dan tembok kini terputus dan engsel pintu rusak akibat tendangan Mikey. Beruntung pergerakan (name) masih gesit, jika tidak pasti ia ikut terhempas. (Name) hanya menghela nafas gusar, ia jadi harus ganti rugi pada pemilik apartemen.

"Terserah" gumam (name) berbalik masuk ke kediamannya membiarkan keduanya masuk, jika sudah begini mau bagaimana lagi, ia terlalu pusing dan lelah mengurusi ini.

Sedangkan Mikey menatap iba teman kecilnya yg terlihat kurus dan kantung mata hitam yg menebal, (name) juga terlihat pucat. Padahal sang dara selalu bilang ia baik baik saja dengan suara normal ketika mengusir, tapi keadaannya benar benar berbanding terbalik, (name) mampu memanipulasi suaranya agar terdengar baik.

Karna itulah dia disini bersama Emma karna merasa ada yg tak beres. Setiap ia menyuruh teman temannya menjemput (name), pasti selalu berakhir di usir dan bilang bahwa sang gadis terdengar baik baik saja.

Begitupun dengan Emma yg terkejut dengan keadaan (name), dia tak terlihat seperti (name) yg biasanya ia kenal. Kedua insan bermarga Sano itu pun memasuki apartemen, namun Mikey terlihat begegas cepat menyusul (name).

Tangan si Surai coklat pun di genggam dan dipaksa menghadap dirinya, lalu Mikey beralih menarik lengan baju (name) keatas. Berbagai luka sayatan, luka bakar, dan darah yg terlihat segar terlukis jelas disana. "(Name)Chi-"

(Name) langsung naik pitam dengan perlakuan pemuda di hadapannya, "APA APAAN SI MIKEY" bentak (name) berusaha menepis.

Mikey lantas melepas genggaman cukup terkejut dengan (name) yg membentak dan menatapnya marah tak seperti biasanya, sang gadis juga tak memanggil namanya seperti biasa.

"Lu udah janji kan gk bakal self harm lagi, (name)Chi" kata Mikey dengan nada kecewa dan cemas.

"DIEM! BERISIK LO, GUA UDAH NAHAN SEKUAT GUA MIKEY, TAPI GABISA, OBATNYA JUGA GK BERGUNA" histeris (name) menjambak surainya, membanting tubuhnya ke tembok dan merosot.

"Gua... Gabisa tanpa dia Mikey, gua harus gimana? Dia gabolehin gua mati tapi gua sengsara"

Mikey berjongkok di hadapan (name) dan menahan tangan sang gadis yg terus menarik rambutnya, "(name) yg gua kenal gk begini, (name) yg gua kenal kuat, buktinya dulu lu berani ngelawan ibu tiri lu, dan kakek lu selalu bangga banggain lu bakal jadi penerus terbaiknya"

Raga lemah tersebut ditarik menyender ke torso tegapnya, Mikey mencoba melontarkan kata penenang seperti yg (name) biasa berikan padanya walapun (name) terus menyanggah dan meracau.

"Gua gk sekuat yg lu kira Mikey, gua selalu gagal, tolong biarin gw sendiri" bantah (name) untuk kesekian kalinya.

(Name) hanya menunduk, jujur saja ia merasa bersalah karna terlalu egois sampai tak sadar bahaya mengintai orang yg ia sayangi. Selama ini juga ia selalu menyokong orang lain, tapi siapa yg menyokongnya.
Mikey? Ia tak mau terus merepotkan sang ketua karna ia tau Mikey membawa beban yg sama sepetinya, beban yg seharusnya tak ditanggung seorang remaja, beban yg mampu membuat jiwa terguncang hebat. puan tak mau anak Adam satu ini menambah beban hidup.

"Lu gk sendiri, Touman ada buat Lo, lu lagi gk stabil aja makanya ngerasa begini"

"Touman?... Apa gua masih pantes di sana? Gua sadar kalo gua kurang percaya sama kalian, ragu sama kekuatan touman, gw nganggep mereka anak kecil yg butuh pengawasan sampe mantau dan nyelesain masalah mereka diem diem biar mereka tetep aman, tapi-"

"Itu tandanya Lo sayang mereka (name)Chi, Lo masih pantes di Touman, lu masih nomer 3nya Touman" sela Mikey membuat (name) mendongak menatapnya.

"Tapi pas gua kaya gini siapa yg jagain gua? Kei udah pergi..." Dan akhirnya (name) mencurahkan isi hatinya.

"Gua udah bilang Touman ada-"

"Mereka udah punya masalah sendiri yg seharusnya gk mereka tanggung, dan mereka gk sekuat itu buat bantu gua, gua gamau ngerepotin mereka-"

"Kalo gitu gua ada di sisi Lo, selama ini begitu kan, selain baji sama mitsuya gua juga selalu ngerti lu lebih dari siapapun, gua udah pernah bilang kan kalo butuh bantuan bilang, gua bakal bantu karna Lo selalu bantu dan pahamin gua"

"Gak Mikey, lu juga punya-"

"Ini kemauan gua, selama ini Lo sering ngebantu gua kenapa gua gak boleh?"

(Name) kembali menundukkan kepalanya, "maaf, lu bener, gua lagi lagi egois terlarut sama kesedihan gw sendiri"

"Emma bantu gua obatin (name)Chi"

Emma yg sedari tadi menyaksikan mengangguk dan berlalu masuk mencari kotak obat, Mikey memapah (name) ke sofa ruang tengah.

Disana Emma segera bergegas mengobati luka (name) dengan mata yg berkaca kaca, ini pertama kalinya ia melihat gadis yg ia anggap kakak sehancur ini.

Melihat Emma yg hampir menangis sembari mengobati luka dan juga sesekali mengomel membuat (name) tersentuh. Rasa cemas dan kelembutan Emma kembali mendatangkan rasa hangat di hatinya,(name) teringat ibunya yg mengobatinya ketika terjatuh dulu.

Mikey yg melihat senyum tipis (name) ikut tersenyum, tak sia sia ia membawa Emma kesini.

Dua pemuda bermarga Sano itu berhasil menyadarkan (name), terutama Emma yg membuat (name) seakan kembali merasakan kasih sayang seorang ibu.

Usai luka lukanya di obatin dan di tutup (name) lantas mengucapkan terimakasih, dua Sano bersaudara itu pun membalas dengan senyuman.

"Setelah ini lu mau ngapain?" Tanya Mikey.

"Masih pengen sendiri si, MAKSUT GW GAK ANEH ANEH KAYA SEBELUMNYA KOK!" jawab (name) dan memekik cepat takut salah paham.

Mikey yg sebelumnya menatap tajam kembali melembut melihat (name) yg menyendu dengan senyum manis terselip di sana.

"Makasih ya udah nyadarin gua, gua bakal berusaha bangkit dan gk sedih" ucap (name) menjeda, "gua berharap kalian gk ninggalin gua"

.

.

.

Kadang kalo kita di titik terendah pasti pikiran bakal traveling kemana mana, mikirin hidup yg kita jalanin selama ini, trus kepikiran satu hal kecil dan kadang malah jadi maslaha besar karna terlalu dipikirin sebab posisinya mental kita lagi gk stabil

Maap kalo gajelas 🙏

Baji Keisuke | Meu NamoradoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang