30

72 7 0
                                    

(Name) lagi lagi tersadar di atas kasur, setelah kelopak matanya terbuka, ia hanya menatap kosong langit langit kamar bernuansa putih dan berbau obat, (name) juga merasakan tangannya tertanam jarum yg mengalirkan cairan infus.

Sekarang ia secara sadar mengakui mimpi buruknya itu sebuah kenyataan.

Tubuhnya hanya terbaring lesu tak berniat bangkit melihat keadaan, tak perduli kalau ada bahaya yg mengintai, jika itu bisa membuatnya bertemu dengan yg dicinta maka tak apa. Puan terlalu lelah fisik dan batin, memasrahkan diri apapun yg terjadi.

"(Name)... Chi?" Panggil seseorang dengan lirih.

Sang empunya nama hanya melirik dari ekor mata, "jiro, dousta?" Saut (name) kemudian merubah posisinya menjadi duduk, menatap lembut sosok sang ketua yg duduk di bangku samping kasurnya, ia tau mikey sama hancur dengan dirinya.

"(Name)Chi gomen, hontouni...gomennasai" ucap Mikey dengan suara bergetar menahan tangis. Keningnya di tempelkan ke sisi kasur dengan kedua tangan bertumpu sikut sembari menggenggam tangan sang gadis yg bebas dari selang infus, bibirnya terus mengucapkan kata maaf.

(Name) seketika terlonjak panik ketika Mikey perlahan turun dari kursi hendak berlutut. Buru buru (name) turun dari kasur berusaha menopang tubuh Mikey tuk bangkit, tak seharus nya Mikey merasa sebersalah ini.

"Jiro, lu jangan merasa sebersalah ini"

"Tapi gua gk nepatin janji gua, gua gagal bawa Baji balik, gua bikin lo kaya gini" rengek Mikey, ia benar benar merasa bersalah. Pasalnya sang gadis sampai 2 kali tak sadar kan diri dalam sehari dan berakhir dengan selang infus, bahkan sampai mengalami delusi akibat yg terjadi hari ini.

"It's oke jiro, lu udah berusaha ngelakuin yg terbaik, kadang takdir emang gk sejalan sama apa yg kita mau, jadi stop nyalahin dan ngebebanin Semua ke dirilu sendiri"

"Gua sedih sama apa yg terjadi hari ini, dan lu pasti juga begitu, sekarang kesampingin semua masalah dan fokus dulu ke diri lo, jangan tahan perasaan lo jiro, jangan lu tangung semua, gua ada di samping lo kapanpun lo butuh, lo boleh nangis tumpahin semua"

"Gua tau apa yg lo rasain, gua ngerti, gua paham. Karna gua juga ngerasain emosi yg gajelas ini, perasaan yg susah di jelasin, keluarin apa yg ngebebanin lo"

Kini (name) lah yg menguatkan sang ketua. Surai pirang tersebut dibawa ke bahunya, tangan (name) turut mengelus rambut dan punggung tegap tersebut, ribuan kata penenang pun di lontarkan.

Lambat laun tangis Mikey mereda, Ia mulai merasa tenang dan nyaman dengan perlakuan (name) bak seorang ibu yg menenangkan anaknya, perasaan nya juga agak melega, (name) benar benar mampu menuntunnya melepas tekanan batinnya.

(Name) melepas pelukan dan menuntun Mikey duduk di kasur, tangannya tergerak mengambil tisu guna menyeka bekas air mata dan mengusap ingus Mikey.

"(Name)Chi, gomen... baju lu jadi basah, kena ingus juga" ucap Mikey parau seperti anak kecil.

(Name) terkekeh sembari mendaratkan tepukan kecil ke pucuk kepala si lelaki, "hahaha gua kira apa"

"Daijōbu" ucap (name) tersenyum lebar manampakan giginya, "ngantuk? Mata lu sayu banget dari tadi" tuturnya penuh perhatian.

Pertanyaan sang gadis di tanggapi dengan anggukan kecil, (name) menepuk bantal. Mikey yg mengerti mendaratkan kepalanya di atas bantal untuk tertidur, ternyata tadi itu cukup menguras sisa energi yang ia punya. Sedangkan sang gadis terduduk di bangku yg sebelumnya di duduki ketuanya, padahal masih banyak kasur yg kosong di ruangan itu.

(Name) menatap sendu figur yg terlelap di kasur rawatnya, ia hampir tau Mikey luar dan dalam mengingat dirinya sudah berteman sejak zaman ingusan. Keduanya bahkan tak segan menurunkan gengsi untuk sesama ketika berdua.

Mikey itu sosok yg rapuh sama seperti dirinya, namun kerapuhan itu tertutup dengan bakat bertarung dan wibawa yg dimiliki mereka berdua, memasang topeng tangguh nan angkuh di khalayak umum, menjadi sosok yg di kagumi dan di takuti.

.
.
.

Menyorot ke depan pintu kamar rawat. Takemichi tertegun melihat semua yg terjadi dari kaca pintu, ia yg tadinya berniat masuk setelah membeli dorayaki yang diminta Mikey, mengurungkan niatnya saat melihat Mikey menunduk pada (name), takemichi tak mau mengganggu momen keduanya dan hanya menonton, kematian Baji benar benar memiliki pengaruh yg besar.

"Lu ngeliat semuanya ya"

"Dra-hmmf"

"Sssst jangan teriak" titah Draken yg langsung diangguki pemuda hanagaki, bekapannya ia lepas dan menegapkan torsonya yg sebelumnya membungkuk ikut mengintip.

"Sejak kapan?" Tanya takemichi yg kaget dengan keberadaan lelaki jangkung tersebut. Tiba tiba udah di belakangnya aja, eh apa dia yg ngelamun.

"Tadi gua panggilin lu malah bengong liat ke dalem, taunya lagi ngintip toh" jawab Draken beralih duduk di kursi yg disediakan.

Takemichi sontak gelagapan, "Eh- itu, enggak-"

"Lu tau takemichi" potong Draken menggantung. Yang diajak bicara bergeming paham akan Draken yg hendak lanjut bicara.

"Mereka berdua tuh... Gimana ya gua jelasinnya, istilahnya saling memahami dan menopang lah. Kalo yg satu goyah atau roboh pasti yg satu bantu nopang dan negakin lagi" jeda Draken dengan wajah berkerut sulit menjelaskan dua orang terkuat itu.

"kalo dari yg gua liat (name) itu gak pernah minta tolong ke kita, bahkan susah bgt buat ngucapin kata tolong, tapi beda kalo sama Mikey, (name) pasti gk bakal ragu minta tolong di saat terendahnya. Begitupun sebaliknya, tanpa Mikey ngomong pun (name) paham perasaan dan apa yg Mikey mau" jelas Draken, lalu kembali melanjutkan, "(name) ngelakuin itu juga karna permintaan abangnya Mikey"

Takemichi lagi lagi tertegun—ralat, lebih tertegun dari sebelumnya.

"Bukan Mikey doang tapi kita juga, (name) tuh kelewat peka jadi kalo ada orang terdekatnya yg kesusahan dia bakal bantu dalam bentuk apapun bahkan sampe lupa sama diri sendiri, tapi untungnya ada Baji"

"Sekarang baji udah ga ada, tau deh bakal liar lagi atau gk tu bocah" Draken terkekeh miris sejenak.

Ah benar, sekarang takemichi menyadarinya ketika (name) mengambil alih keadaan untuk menghajar kazutora, yg seharusnya itu adalah tindakan mikey, dan (name) hampir membunuh kazutora tapi batal karna baji. (Name) bahkan melindunginya dari tendangan mikey.

"Ini aneh tapi beneran, Mikey pernah bilang kalo (name) itu kaya seorang ibu dan yang lain juga ngakuin itu" Draken terkekeh mengingat Mikey yg asal menceletuk ketika mereka-petinggi Touman-berkumpul tanpa (name).

"(name) tampak luar emang serem, judes padahal mah baik, peka sama perhatian banget. Berbanding terbalik sama penampilannya"

"Duh gua jadi kebanyakan cerita gegara muka lu serius bgt dengerinnya"

Takemichi tersentak, "Ah, gomen"

"Gapapa, keknya lu udah masuk list si (name), yg penting lu gk asal ngomong aja depan dia"

"Mending lu balik. Udah malem ini ntar Mak lu nyariin, dorayakinya gua aja yg kasih"

Takemichi mengangguk memberikan bungkus berisi dorayaki, lalu membungkuk sebelum pamit pulang.

Setelah itu Draken bangkit kemudian mendorong pintu melangkah masuk menghampiri (name). "Yo (name) dah bangun?"

(Name) tersentak tersadar dari lamunannya, "Belom, gua rohnya" datar (name)

"Nih dorayaki, Lo belom makan seharian kan"

"Buat gua atau jiro nih?"

"Makan aja satu, buat ganjel perut. Lah anjir, napa jadi si Mikey yg tidur di kasur"

"Yaelah gapapa kali, dia pasti cape nungguin gw bangun"

"Ya elu yg gapapa, gua mah apa apa, ribet mulangin dia kek mana"

"Lah iya dah mau jam 9 malem aja, derita lu dah Ken hahaha"

...

Sedangkan takemichi terus merenung sepanjang jalan pulang, ia baru tau peran (name) sangat berarti disini. Mungkin kematian (name) bisa jadi satu alasan kenapa Mikey berubah menjadi jahat.

Kini takemichi bertekad untuk mencegah (name) menemui akhirnya, ia pun berputar arah tuk menemui Naoto agar bisa pergi ke masa depan guna mencari informasi tentang kematian (name).

Baji Keisuke | Meu NamoradoWhere stories live. Discover now