10

114 16 0
                                    

Typo bilang ya readers
Biasakan vote sebelum membaca dan aktif kan data ketika memvote.

Selamat membaca.

Beberapa jam lalu tepatnya saat mereka—para petinggi dan beberapa anggota Touman divisi pah— berdebat tentang tertangkap nya pah sebagai pelaku penusukan osanai. Kini keadaan geng sedang tidak baik baik saja, perselisihan antara Mikey dan Draken membuat geng Touman terbelah menjadi dua kubu. Mikey yang ingin membebaskan pah dengan uang Sebab merasa pah tidak bersalah, mobius yang mencari masalah duluan. Dan Draken yang menghargai pah sebab ingin bertanggung jawab karena telah gegabah menusuk osanai juga menarik Touman ke dalam masalahnya dan membuatnya semakin besar. Bahkan para petinggi tak bisa mengatasi perselisihan keduanya, mereka hanya bisa berharap pada waktu yang mengubah pola pikir manusia. Hingga tiga hari berlalu secara tiba tiba Mikey dan Draken Kembali berbaikan, semua itu berkat Hanagaki Takemichi dengan kotoran di kepalanya.

Malamnya para petinggi Touman kembali berkumpul, mereka setuju dan memutuskan menerima tekad pah yang menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib. Namun berbeda dengan yang (name) rasakan, ia merasakan jika ada beberapa pihak yg masih belum setuju, terlihat dari gerak gerik dan aura yg mereka keluarkan. Baji yg merasakan tangannya di genggam erat oleh sang puan pun meliriknya. (Name) menoleh dan menggeleng ketika merasa di tatap baji dengan tatapan bertanya. Kemudian kembali merenung hanya menonton percakapan teman-temannya sesekali ikut bergabung dan bersikap seperti biasa. Setelah mengobrol santai ditemani dengan makanan ringan yg disuguhi, mereka pun akhirnya pulang terkecuali Baji yang masih setia menemani (name) di apartemennya.

"Kei kamu ngerasa gak kalo ada beberapa yg belum terima keputusan sepenuhnya?" Tanya (name).

"Kamu ngerasain?"

(Name) mengangguk menjawab pertanyaan yg dilontarkan kembali padanya. "Paling keliatan Peh sama Mikey si"

Setelah nya tak ada lagi yang berniat melanjutkan topik, keduanya terdiam dengan suara tv yang mendominasi ruangan.

"Kei perasaan ku gaenak" ujar (name) lirih.

"Ya aku juga masih ngerasa kalo masalah kali ini bukan masalah biasa, tapi semoga aja cuma perasaan doang" balas Baji. (Name) berdeham, badannya ia miringkan ke kiri, menyandarkan tubuhnya pada tubuh besar baji yang merangkulnya.

"Aniway ntar mau ke festival gak 3 agustus?" Tanya Baji.

"BOLEH AYOK" seru (name) melompat dari sofa.

Baji tertawa kecil "nanti (name) ti-ga a-gus-tus" eja Baji mengacak Surai sang kekasih.

"Tapi maunya sekarang, pengen jajanannya" rengek (name)

"Ututu yaudah ayok kita motoran aja cari jajan" ujar Baji.

"KUY" pekik (name) meraih kunci motornya di meja, tapi setelahnya ia menatap bingung Baji.

"Ayok berangkat" ajak (name).

Baji masih terdiam di tempatnya, menatap (name) dengan senyum seringai khasnya.

"Cium dulu dong" pinta Baji.

"Berangkat sendiri aja lah" tolak (name)

Baji terlonjak "Ih kok gitu, ntar yang boncengin siapa?"

"Naik motor sendiri lah"

"Emangnya udah di benerin?" Seringai Baji.

(Name) terdiam menghentikan langkahnya 'lah iya, motor kan lagi di benerin Draken' batinnya.

Baji mendengus angkuh ketika (name) menoleh dengan muka tertekuk. Lalu sang puan menghampiri  kekasihnya dan mencium pipi si Surai hitam.

"Lagi" pinta Baji terdengar seperti memerintah.

Baji Keisuke | Meu NamoradoWhere stories live. Discover now