49 - Kiss Me Back, Osborne.

1.2K 176 40
                                    

GHOST READERS HARAP MENYINGKIR! ~~~~ YANG BACA, VOTE DULU!

.

Title : LOVE AFFAIR

Author : Aphrodite Themis

Genre : Romance/Intric ( 25+ )

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, ALUR LAMBAT, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.

NOTE : SPIN OFF The Heir

.

.

Love me or i kill you, enemy ...
.
.
Penjagaannya begitu ketat. Pengawal bersenjata terlihat di setiap sudut. Gerbang markas yang mereka lalui sekarang juga dikendalikan sistem computer. Kamera pengawas terpasang di titik-titik strategis. Tidak ada celah sedikit pun. Shit! Sepertinya Dimitri benar-benar memperketat pertahanan markas ini setelah aku berhasil kabur. Diam-diam Lucien terus memperhatikan sekelilingnya meski tahu Yves sedang mengawasinya dengan tatapan mata setajam elang.

"Kita sampai. Ayo turun!"

Walau terlihat tak acuh dan dingin, tapi sesuatu dari sikap Lucien yang terlalu tenang membuat Yves yakin pembunuh bayaran itu sedang menilai situasi. "Percuma saja, Osborne. Kali ini kau tidak akan bisa kabur." Yves langsung meringis kecil saat menyadari sorot mata biru Lucien yang sudah berkilau tajam, seperti akan membunuhnya.

"Lewat sini!"

"Aku tahu jalan dan bukan urusanmu apa yang akan kulakukan!" desis Lucien dingin.

Perasaannya sedang campur aduk antara marah, kesal, dan malu. Mungkin seisi markas sudah tahu kenapa Lucien kembali secara suka rela. Dimitri memang bajingan sejati. Berani sekali dia mempermalukannya seperti ini. "Bukan menara." Dahi Lucien mengeryit, langkah terhenti ditengah selasar yang akan membawanya ke kamar menara. Tanpa sadar dia berbalik dan melemparkan tatapan dinginnya pada Yves yang sudah seperti parasit dalam hidupnya.

Selalu ada di sekitarnya. Menempel padanya seakan Lucien bisa hilang setiap waktu!

"Apa maksudmu? Iblis sialan itu ingin mengurungku di penjara bawah tanah?"

Tiba-tiba Yves saja merasa gugup dan sangat canggung saat Lucien yang terlihat begitu berbeda dengan beberapa bulan yang lalu melangkah mendekatinya. Kombinasi rambut pirang dan piercing itu harus Yves akui sudah membuat penampilan pembunuh bayaran yang biasanya terlihat kaku dan sedingin es itu - mudah dihadapi, menjadi sangat menarik.

"Bukan keduanya," jawab Yves cepat, sedikit bingung dan menyamarkannya dengan senyum kaku saat Lucien mendeliknya tajam. Ya Tuhan, ini situasi yang memalukan dan kenapa aku harus terlibat!, Dengan kesal Yves mengerang dalam hati sambil berdoa seseorang muncul dan menggantikan tugasnya. Walau dia tahu itu tidak mungkin!

Insting Lucien mengatakan dia sedang berada dalam masalah benar. "Kau akan jawab atau aku harus berteriak memanggil bajingan itu keluar?" Sikap canggung Yves yang bicara tanpa mau menatap langsung padanya hanya membuat Lucien semakin curiga jika Dimitri sudah merencanakan sesuatu, yang melibatkan dirinya.

"Kamar Boss." Seru Yves kemudian, pelan seraya mengalihkan tatapannya dari wajah Lucien yang perlahan memerah, entah karena malu atau marah. "Lantai 3."

Untuk sesaat Lucien terdiam. Berusaha keras mencerna 2 kata yang keluar dari mulut Yves yang terlihat gugup meski pura-pura acuh. Kamar Boss? Kamar Dimitri?

Dalam sedetik jantung Lucien berdegub kencang saat menyadari kenapa Yves menghindari tatapannya. Tanpa mengatakan apapun, Lucien langsung berbalik dan berlari cepat menaiki tangga utama yang terletak di samping ruang pertemuan. Mengabaikan sejumlah pengawal yang sedang berjaga, menuju lantai 3 dari markas yang membuatnya muak ini.

LOVE AFFAIRDove le storie prendono vita. Scoprilo ora