34 - Amazing Tatto

809 136 19
                                    

Title : LOVE AFFAIR

Author : Aphrodite Themis

Genre : Romance/Intric ( 25+ )

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, ALUR LAMBAT, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE.

NOTE : SPIN OFF The Heir

.

.

Love me or i kill you, enemy ...
.

.

RUSIA

Sambil menyeringai kecil, dengan dingin Dimitri kembali mengayunkan pedangnya. Tanpa emosi terus menyerang Marquez yang melompat menjauh seraya menunduk. Berusaha menghindari ujung pedangnya yang berkilau tajam. Dimitri selalu suka bertarung jika sesuatu sedang mengganggu pikirannya. Dia suka merasakan adrenalinnya memanas saat ujung pedang atau pukulan dari lawan hampir mengenainya.

Sejak bicara dengan Jordan, emosi seperti menjilat-jilat sisi kesabaran Dimitri. Dia butuh melampiaskan semua amarah yang ditahannya namun bukan dengan bercinta gila-gilaan seperti dulu. "Jordan berbohong. Tentara bayaran itu tahu dimana Lucien!", yakin Dimitri dalam hati tanpa memperlambat serangannya pada Marquez yang dengan gesit menghindar sekaligus membalas setiap tinju dan tendangan yang dilayangkannya.

Jika bukan ke Argentina, dimana Lucien sekarang? Siapa lagi yang berani membantunya selain Kai? Apa yang terjadi setelah kecelakaan di Rumania? Semua pertanyaan itu terus berdesis dalam benak Dimitri walau dia belum punya jawabannya. Selama apapun itu, aku pasti akan menemukanmu, Osborne. Lihat saja nanti!

Sekarang Dimitri yakin Jordan pasti terlibat dalam kaburnya Lucien karena tidak mungkin tentara bayaran yang sombong itu gagal menjalankan tugas. Tentu Jordan tidak mau reputasinya tercoreng. "Marquez, gali lagi masa lalu Lucien. Semuanya! Mungkin ada sesuatu yang kalian lewatkan!" Titah Dimitri kasar sembari menendang kuat perut Marque yang hampir jatuh walau tangan kanannya itu dengan mudah kembali berdiri tegak dan menyerangnya lagi.

"Jika dengan cara baik-baik kau tidak mau kembali, akan kugunakan cara terbusuk!"

"Baik, Boss."

Sambil menggenggam kuat gagang pedangnya, Marquez berusaha mengimbangi serangan penuh amarah Dimitri dan mengubur dulu rasa penasaran. Dimitri yang dikenalnya selalu bertindak dan mengambil keputusan dengan kepala dingin untuk kepentingan organisasi. Demi memastikan Petrova menguasai dunia. Bahkan saat Katherina mengkhianatinya, merusak wajahnya, dan merebut apa yang menjadi haknya, Dimitri tidak bersikap emosional seperti beberapa hari yang lalu di aula pertemuan.

"Palluci akan tiba 1 jam lagi." beritahu Marquez saat sosok tinggi besar itu memberi isyarat agar mereka berhenti. "Apa aku harus memanggil orang itu naik?" Perlahan Marquez melihat ekspresi Dimitri yang berjalan disampingnya sambil mengusap keringat berubah serius sebelum seringai licik terukir di bibir pria yang akan selalu mendapat kesetiaannya.

Tanpa peduli pada beberapa pengawal dan pelayan yang membungkuk hormat padanya, Dimitri masuk ke kamarnya. Melepas acuh pakaiannya yang basah sambil berjalan kearah bar yang terletak disudut ruangan. "Tentu saja, Marquez." Sahutnya dengan senyum penuh arti sambil menuang vodka ke dalam gelas berisi es yang disodorkan tangan kanannya itu.

"Lagipula pilihan Palluci hanya 2, kendalikan adik dan sepupunya. Atau, dengan senang hati, aku akan membunuh keduanya!"

Situasi ini semakin menguji kesabarannya, namun kedatangan Palluci seakan memberi secuil jawaban dari pertanyaan yang membuat Dimitri marah. Saat ini dia memang belum punya bukti konkrit apapun, tapi mungkin hanya 1 orang di markas ini yang mungkin punya keberanian untuk menentang Dimitri dan berpikir bisa lolos dari hukuman!

LOVE AFFAIRWhere stories live. Discover now