Jika napas ini habis • 31

2K 179 23
                                    

"Kini ku serahkan semuanya pada Tuhan

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Kini ku serahkan semuanya pada Tuhan."

-Mahen Guinandra

⚠️️ Baca part sebelumnya agar tidak lupa ⚠️


     Pagi menjelang, setelah kejadian semalam Mahen tak banyak bicara. Anak itu seperti kehilangan raganya. Bahkan, tanggapan orang-orang di sekitarnya pun ia acuhkan.

     Ia hanya terdiam dengan pandangan lurus ke depan—menatap riuh rendah penghuni rumah sakit di luar sana—membiarkan sang perawat yang memeriksa keadaannya.

     "Mahen, nanti sore ada perawat yang akan melakukan sesi terapi berjalan," tukas sang perawat lembut. "Persiapkan diri kamu, ya."

     Tak ada anggukan kepala, tak ada gumaman lirih—keluar dari mulutnya. Mahen hanya terdiam, tak memgalihkan pandangannya sama sekali dari luar jendela. Melihat hal itu membuat sang perawat hanya menampilkan senyuman kecil di sela hembusan napasnya.

     "Saya tinggal, ya." perawat itu pamit dari hadapan Mahen. Melangkahkan kakinya keluar dan sontak bertemu sosok wanita paruh baya, membuat sang perawat berhenti. "Bu Alya, saya lihat cuaca di luar sedang bagus. Jadi, Mahen bisa di ajak berjemur. Mungkin sekitaran dua puluh sampai dua puluh lima menit."

     Alya menunduk sopan, "Baik, Sus."

     "Kalau begitu, saya pamit dulu, ya, Bu... Semoga kondisi Mahen terus meningkat dengan baik."

     "Terima kasih, Sus... Terima kasih banyak."

     Setelahnya sang perawat pergi dari hadapan Alya. Yang kini hanya menyisakan Alya seorang yang masih berdiri di hadapan kamar inap Anaknya dengan pintu yang terbuka. Sehingga Alya mampu melihat Mahen yang membelakanginya.

     Alya menghapus sudut air matabya yang tiba-tiba berair, lalu melangkahkan kakinya mendekati sang Anak. Berhenti di hadapan Mahen—men-sejajarkan tubuhnya.

     "Kita berjemur sebentar, ya, sayang? Matahari pagi baik banget buat Mahen," gumam Alya. "Mahen mau, kan?"

     Lagi-lagi tak ada jawaban yang keluar dari mulut Mahen. Bibir yang sedikit kering dan pucat itu masih tertutup rapat dengan pandangan yang nampak kosong—manatap jauh kesana.

     Alya tahu jika jiwa Mahen masih terguncang karena keadaan semalam.

     Alya menghela napas pelan, meraih tangan Anaknya yang mulai terlihat kurus. Mengusapnya penuh kasih. "Mama anggap itu jawaban 'iya. Biar Mahen cepet sembuh."

Jika Napas Ini Habis (END) ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz