EXTRA CHAPTER [Kenangan terindah]

2.6K 158 10
                                    

Hai, gimana? Udah ikhlas kan? Udah relain Mahen pergi kan? Jangan sedih-sedih lagi ya guys, Mahen udah menemukan rumah barunya.

Jadi, dari cerita ini kita bisa belajar jika kita harus mensyukuri apa yang telah Tuhan kasih ke kita. Meski terkadang hidup memang terasa berat, tetap lakukanlah. Dengan hati yang lapang, dengan senyuman. Pasti akan terasa lebih enteng.

Juga, semua makhluk yang ada di bumi ini pasti akan berpulang ke pangkuan-NYA. Kita tak tahu kapan ajal datang menghampiri kita, entah yang tua atau muda... Entah siap atau enggak.

Selagi masih bisa berjumpa dengan orang-orang yang kalian sayang... Habiskan waktu kalian bersama mereka, buatlah momen-momen indah bahagia tak terlupakan bersama mereka. Bahagia bersama, tertawa bersama dalam setiap detik hembusan napas kita.

Aku benar-benar makasih banget sama kalian. Yang sampai kini masih mampu bertahan, mampu berdiri kokoh—seberat apapun proses yang kalian tempuh. Kalian luar biasa.

Aku pamit ya? Semoga kebahagiaan selalu mengiringi setiap langkah yang kalian tuju.
Tetap semangat, banyak bersyukur dan selalu tersenyum.

"Akanku sematkan namamu di dada, akan ku kenang masa-masa indah bersamamu untuk selamanya."

—Mahesa Guinandra

     Empat bulan telah berlalu, Mahesa habiskan di setiap detik dalam hidupnya tanpa kehadiran sang kembaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Empat bulan telah berlalu, Mahesa habiskan di setiap detik dalam hidupnya tanpa kehadiran sang kembaran. Meski terkadang terasa begitu sulit, tapi sekuat mungkin Mahesa tetap meneruskan hidupnya.

     Kini sampailah ia di penghujung kelulusan sekolah, semua tampak bahagia dengan jubah toga berwarna hitam. Senyuman merekah di setiap sudut bibir—membingkai wajah mereka.

     "Mahesa, woy! Buruan sini!"

     Mahesa tersenyum lebar, ia lekas melangkahkan kakinya lebar—menghampiri dua sosok lelaki dan satu orang gadis—sudah menunggunya di sana, di atas podium. Sesampainya di sana, ia lekas menyamankan posisinya—berdiri sejajar dengan mereka.

     "Senyum yang lebar elah!" mereka terkekeh, lalu mengarahkan wajah mereka ke arah seroang lelaki dewasa yang sudah memegang kamera.

     Dalam hitungan ketiga, mereka lekas berpose. Hingga di menit berikutnya, mereka saling melayangkan topi toga mereka—melambung tinggi di udara dengan senyuman lebar penuh bahagia.

     Sama halnya dengan beberapa orang di sana, banyak yang mengabadikan foto bersama teman dan keluarga. Merangkai sebuha momen berharga, di hari kelulusan SMA—dimana yang tak akan kau temukan lagi di hari-hari selanjutnya.

     "YEAY! AKHIRNYA LULUS!"

     Usai mengabadikan foto bersama, Mahesa hanya terkekeh melihat tingkah kedua temannya. Setelahnya, ia menghampiri kedua orang tuanya yang sudah berdiri jauh di sana—tersenyum manis.

Jika Napas Ini Habis [END] ✔Where stories live. Discover now