[COMPLETED] [BELUM DI REVISI]
"Sesakit itu ya, Hen? Maaf gua gak bisa lakuin apa-apa saat lo kesakitan. Maafin gua, Hen."
"Lo cari cewek sana, biar ada yang lo bucinin. Biar lo gak cuma fokus sama gua."
Mereka kembar seiras. Saling menyayangi, sal...
Hai, apakabarnya kalian? Semogaselalu baik ya dimana pun kalian berada. Akucumanmau ngasihtahukalau 2 chap lagiMahen akan menuju ending. Jadi, di chapter inimungkinagak sensitive. So, bacanyapelan-pelan ya... Bacanyapakaihatidanperasaan.
Selamatmembacadansalamhangatdariaku yang selalumencintai kalian disetiapwaktu. ♡
Recommended song : Arjuna89 - Takdir memisahkan
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Bentukperpisahan paling menyakitkanmemanglahkematian. Dimanakitatakdapatlagibertemu, sebesarapapun rasa rindumu. Namun, inilahhidup—dimanakeabadianadalahsebuahkemustahilan, dimana yang datangpasti akan pergi."
—Jikanapasinihabis—
Mahesa tersenyum lebar tepat saat pintu ruang inap itu terbuka lebar oleh tangannya. Napasnya terengah-engah, peluhnya salong berjatuhan, kedua kakinya hampir saja tak leluasa menopang tubuhnya—saat apa yang ia lihat di depan mata kini tampak nyata.
Di sana, sosok itu tersenyum lebar kepadanya. Selang penunjang hidup kini sudah tak terlihat di sekitaran tubuhnya, hanya menyisakan sebuah nassalcanulayang bertengger di lubang hidungnya.
Saat itu juga, Mahesa lekas berlari lalu menjatuhkan tubuhnya pada sosok yang begitu mirip dengannya—memeluk lelaki itu se-erat mungkin yang ia bisa. Bahkan jika boleh, ia tak akan melepaskannya barang sedikitpun. Ia terlalu merindukan sosok itu. Dan kini, ia tak perlu takut lagi karena sosok.otu telah kembali.