[COMPLETED] [BELUM DI REVISI]
"Sesakit itu ya, Hen? Maaf gua gak bisa lakuin apa-apa saat lo kesakitan. Maafin gua, Hen."
"Lo cari cewek sana, biar ada yang lo bucinin. Biar lo gak cuma fokus sama gua."
Mereka kembar seiras. Saling menyayangi, sal...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Terima kasihuntukmasihdisinibersamakita. Lekaslahmembuka mata, karena banyak yang mengharapkanmuuntukkembali."
—Mahesa Guinandra
⚠️ Baca part sebelumnya agar tidaklupa ⚠️
Kata Ayah, taditanganMahenbergerak. BerartiMahen akan sadar.
Malam-malam begini kantuknya malah hilang, ia meninggalkan rumah dan berakhir di rumah sakit dengan suasan sunyi—tak banyak orang yang tertangkap oleh mata. Napasnya yang terengah-engah, jantung yang berpacu cepat—menggugah semangat Mahesa untuk lekas sampai di ruang inap kembarannya.
Di sana, ia melihat salah satu Dokter sedang berbicara kepada kedua orang tuanya. Ibunya sesekali mengusap air mata yang meleleh jatuh membasahi pipinya dengan lengan kokoh sang Ayah yang memeluk wanita itu yang tampak rapuh.
Mahenkembali?
Langkah kaki Mahesa begitu lebar dan cepat—menghampiri mereka yang masih asyik bercengkrama. Rasanya Mahesa ingin lekas memeluk kembarannya.
"Mahen bangun? Bener kan, Yah?" Mahesa langsung melontarkan pertanyaan itu sesaat dirinya telah sampai di hadapan mereka.
Tak ada jawaban dari sang Ayah, Mahesa beralih menatap sang Ibu. Ia harap wanita itu mampu membuatnya yakin jika Mahen memang sudah kembali. "Ma?"
Namun naas, Mahesa mendapatkan sebuah jawaban yang tak sesuai dengan apa yang ia inginkan. Ibunya memggeleng lemah.
Jadi?
"Tadi hanya sebuah pergerakan reflek pasien," tukas Dokter itu. "Dan bisa di katakan hal itu sering kali terjadi kepada pasien-pasien yang mengalami koma."
Mahesa tertegun di tempat, jadiMahenbelumsadar? Kembarannyamasihasiktertidur?
Jo berkali-kali tampak mengusap bahu sang istri. Ibunya terlihat kalut, sedih dan kacau secara bersamaan.
"Jadi maksud Dokter?" Mahesa menautkan kedua alisnya, menatap sang Dokter penuh tanya. "Mahen masih koma? Dia belum bangun? Gitu?"