Empat Puluh Tujuh

250 23 8
                                    


Selamat membaca
________

Angin berhembus dengan sangat kencang suara gemuruh terdengar jelas bahkan kilatan muncul berkali-kali di susul suara mengejutkan.

Rega berjalan menyusuri jalanan yang nampak sepi karena sudah malam apa lagi akan turun hujan, langkahnya terhenti ketika melihat gadis yang tak asing baginya berdiri tak jauh dari pandangan matanya.

Entah dorongan dari mana ia melangkah mendekat samar-samar ia mulai mendengar suara tangis gadis itu ketika ia sudah semakin dekat gadis itu langsung berlari menuju jembatan.

Malam semakin dingin tapi rasa penasaran Rega semakin besar pemuda itu mempercepat langkahnya sendari tadi pandangannya tak lepas dari sosok gadis berhoodie putih tersebut.

"GUE BENCI LO KRISTAN!!!" Triak gadis tersebut.

Rega berhenti tepat dua meter di belakang gadis tersebut, gadis tersebut menunduk menatap air yang mengalir sampai jauh satu kakinya terangkat hendak memijak ke pembatas namun pergerakannya langsung terhenti ketika mendengar suara bariton yang sedikit familiar.

"Apa dengan cara lo lompat dari sini masalah hidup lo akan kelar" Gadis tersebut membalikan badannya.

Gadis tersebut terlihat sangat pucat, Rega terkejut tapi ia berusaha terlihat biasa saja.

"Lo"

"Ya ini gue, Arega Frazetta" sahut Rega ia melangkah mengikis jarak di antara keduanya.

"Apa yang buat lo sampai ingin nekat kaya gini?!"

"Hidup gue hancur" mendengar itu Rega terkekeh sinis bayangan akan malam itu kembali terlintas di ingatannya.

"Bukannya lo sendiri yang sudah menghancurkan lalu kenapa sekarang ingin lari dari kenyataan?" Sahut Rega sinis, entahlah tapi pikirannya langsung tertuju pada malam itu.

"Lo dan Kristan adalah tokoh utama dalam masalah yang lo hadapin saat ini kan?" Tanya Rega sembari menatap gadis di hadapannya.

"Gue gak bisa meneruskan hidup ini" gumam Gadis tersebut yang masih dapat di dengar oleh Rega.

"Kenapa?"

"Gue hamil"

Bak di sambar petir saat itu juga Tubuh Rega terasa lemas, jantungnya berdegub lebih kencang bahkan rasanya sangat sesak apa ia tidak salah dengar.

__________

Kristan duduk termenung di sudut kamar pikirannya masih tertuju pada malam di mana ia melakukan hal terlarang itu dengan sang kekasih.

Bayang-bayang malam itu terus mengelilingi pikiranya hatinya bergemuruh tak tenang apa lagi setelah mengetahui adanya kehidupan di dalam rahim Anisa.

"Bodoh kristan lo bodoh" Kristan masih terus menyalahkan dirinya sendiri ya memang salah sendiri sih.

Tok tok tok

Kristan menyerit bingung siapa yang menghampirinya malam-malam begini.

Kristan berjalan membuka pintu setelah pintu terbuka

Mistakes In The Past Where stories live. Discover now