Dua Puluh Delapan

330 42 19
                                    

Selamat membaca

Sudah tiga hari Ristian pergi meninggal kan rumah semua orang yang ada di rumah sangat mengkhawatirkannya bagaimana tidak, Tian pergi setelah perdepatan antara Maya Dan Kristan.

Saat ini Devin terlihat sedang sibuk memberi arahan kepada anak buahnya seranya mencari Tian, Maya sudah Dua hari ini tidak mau makan karena terlalu khawatir akan keadaan putra sulungnya tersebut terlebih lagi Kristan mengatakan jika Tian bisa nekat.

Kristan sendari tadi mondar-mandir sembari menelfon nomer Tian tapi sudah Tiga hari ini nomer tersebut tidak Aktif, Kristan sudah menelfon teman dekat Tian, mulai dari Dewa, Rega dan juga Tao tapi mereka semua juga tidak tahu.

"Hallo wa gimana sudah ada perkembangan?" Tanya Kristan langsung saat tersambung dengan Dewa.

"Lo tenang aja, gue udah mengerahkan seluruh anggota untuk mencari Tian"

"Sudah ada petunjuk?"

"Gue udah bilang kan Kristan lo tenang aja gue gak mau Lo terlibat karena ntar Tian bisa marah sama gue kalo lo terlibat jadi lebih baik lo diem di rumah aja ntar gue kabarin" jelas Dewa panjang lebar.

Jika kristan sampai ikut turun tangan bisa-bisa para musuh Tian salah sasaran seperti waktu itu, Dewa tidak mau habis di tangan Tian karena Dewa sangat tau jika Kristan adalah Kelemahannya Ristian.

"Tapi lo kabarin gue terus ya, gue berharap banget"

"Iya gue tau lo tenang aja, kita semua di sini juga lagi usaha"

Tut

Dewa memutuskan sambungan sepihak, Kristan langsung berjalan dan duduk di anak tangga nomer tiga dari bawah ia menyesal harusnya malam itu ia tidak menghampiri Tian di Apartermen Rega.

Jika ia tidak ke sana mungkin saat ini Tian masih bersama mereka, tapi ini sudah tiga hari dan Tian tak kunjung kembali biasanya Tian tidak pernah marah dengan jangka waktu selama ini apa lagi sampai tidak pulang ini sangat aneh pikirnya.

Kristan memijat pangkat hidungnya yang terasa berat ia melihat ayahnya berdiri di hadapannya ia menegakkan tubuhnya dan menatap sang ayah.

"Tenang lah papa sudah menyuruh anak buah papa untuk mencari Tian" ucap Devin sembari duduk di samping Kristan.

"Maaf pa gara-gara Kristan, Tian jadi pergi" Kristan menunduk ia merasa sangat bersalah, Devin hanya tersenyum ia tidak tau pasti apa yang sudah terjadi.

"Jangan merasa bersalah seperti itu, yakin lah sebentar lagi Tian akan kembali" ucap Devin sembari mengusap punggung Kristan.

__________

Perlahan tetapi pasti mata indah Tian kembali terbuka ia mengerjap beberapa kali seranya menyesuai kan cahaya di ruangan tersebut.

Ia membuka mata dan merasa ada sesuatu yang menahan tangannya ia menoleh ke kiri dan melihat Leo yang tertidur sembari memeluk tangan kiri Tian.

Tian berdehem rasanya tenggorokannya sangat kering seperti tidak minum ber bulan-bulan ia mencoba meraih air di atas nakas.

Merasa tidurnya terusik Leo pun terbangun dan melihat Tian yang hendak mengambil minum ia langsung bangkit dan mengambilkan minum untuk Tian.

Mistakes In The Past Where stories live. Discover now