Dua Puluh Enam

333 40 5
                                    

Selamat membaca
_

_______

Raungan suara kenalpot motor mendengung saling bersautan , bersamaan dengan sorak-sorai para penonton yang memenuhi jalanan tepatnya di area balap liar yang mereka jamah tiap malam.

Dua pemuda yang saat ini duduk di atas motor sport kebanggaan nya, mereka berdua saling menatap remeh di balik helm fullface nya yang mereka gunakan.

Seorang wanita cantik nan sexy berjalan menuju tengah-tengah kedua motor sport kebanggaan kedua pemuda tersebut, dengan iringan suara bising kenalpot yang saling bersautan membuat alunan musik tersendiri.

Wanita itu menatap kedua pemuda tersebut secara bergantian dengan senyum miring yang ia suguhkan
Hembusan angin malam dengan -terangnya sinar rembulan yang menjadi saksi bisu di setiap malam.

Tangan kanan yang putih nan bersih terangkat ke udara sembari menenteng kain bercorak kotak-kotak hitam putih
Yang perlahan terbang ke udara.

Suara riuh para penonton semakin jelas memasuki indra pendengaran
Suasana malam yang harusnya sunyi, sepi nan damai kini berubah menjadi riuh.

Para wanita dan laki-laki bergabung menjadi satu berdiri sembari berbaris rapi di sisi jalanan malam menunggu kedua pemuda melajukan motor sport kebanggaan mereka.

Orang-orang di sekeliling tempat tersebut sudah saling bertaruh dan menerka-nerka siapa yang akan menjadi juara malam ini.

Perlahan tetapi pasti kain sudah melayang ke udara dan kedua motor sport itu melesat meninggalkan garis Start.

Rega sendari tadi juga berada di sana karena ia ingin mencari ketenangan, tak sengaja ia melihat pemuda yang baru saja melewati garis start itu dan ya ia melongo.

"Apa si bos ada masalah?" Gumamnya sembari memperhatikan motor yang sudah menjauh.

Sedangkan saat ini Tian sudah menambah kecepan laju motor sportnya ia menoleh ke belakang dan melihat lawannya tertinggal jauh di sana.

Sesekali Tian memelankan laju motornya seranya mengecoh lawan dan saat lawannya sudah menyalin ia langsung menbah kecepan laju motornya dan ia berhasil kembali di posisi awal.

Bahkan karena begitu banyak kesempatan untuknya memenangkan balap malam ini tak terasa setetes air mata terjatuh tanpa dapat ia cegah, semilir angin menerpa tubuh tegap Tian dan seketika senyumanya kembali terbit seakan semua beban pikiran luka dan perih nya tertinggal jauh di belakang sana

"ARGGGH" triak Tian sembari berdiri.

"Kenapa rasanya begitu sakit ya allah"

Sesak di dadanya kembali lagi terasa ingatan akan semua kejadian beberapa menit lalu terngiang-ngiang lagi di benaknya rasanya Tian ingin menyerah saja jika bertahan sesakit ini.

"Tian lelah"

"Salah tian apa ya allah"

Tian menurunkan gas dan menekan rem setelah ia berhasil melewati garis finish, sorak sorai para penonton menggema di atsmosfer ini.

Dan ada juga beberapa dari mereka yang mendesah kecewa entah karena jagoan mereka kalah atau mereka harus mengeluarkan uang karena kalah taruhan yang telah mereka sepakati sebelumnya.

Tian melepaskan helm fullfacenya dan menaruhnya di atas motor ia menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan.

Ya beginilah cara Tian untuk menghilangkan stresnya sudah lama ia tidak merasakan suasana seperti ini, apalagi setelah Nana memintanya untuk tidak mengikuti balapan lagi.

Mistakes In The Past Where stories live. Discover now