sebelas

486 64 121
                                    

Hai gaes jumpa lagi kita.
-
-
Pembacanya dari mana aja ini?
-
-
Mau tau kelanjutanya ?
-
-
Selamat membaca
__________________

--Pembacanya dari mana aja ini?--Mau tau kelanjutanya ? --Selamat membaca__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>Kalo lo ga bisa ngasih gue kebahagiaan , biarin gue mencari kebahagiaan gue sendiri<

~Ristian Rakenza Pradipta

________________________

"BRENGSEK,"

Motor yang Tian kendarai menabrak sebuah trotoar jalan dan tubuhnya terpental hingga beberapa meter .

Tian menatap nyalang Kris yang berdiri tak jauh dari trotoar tepatnya satu meter dari motor Tian.

"Brengsek lo ngapain ngelakuin hal kaya gitu bosen idup lo? Tadi kalo lo ketabrak gimana gotak dikit!" Sentak Tian dengan dada naik turun , tangannya mengepal kuat ingin rasanya ia melayangkan sebuah pukulan di wajah kembaranya itu.

Kris berjalan menghampiri Tian
"Lo ga papa kan? Ga ada yang luka kan?" Panik Kris sembari meneliti tubuh Tian .

Mata indah Keis melebar ketika melihat darah segar mengalir dari punggung tangan dan lutut kembarannya itu.

"Kita ke rumah sakit ya luka lo harus di obati" ucap kris panik.

Tian mendorong tubuh Kris hingga Kris mundur beberapa langkah .

"Gue engga butuh perhatian lo brengsek!" Dada Tian naik turun entah itu karena emosinya yang kian memuncak ataukah karena rasa nyeri yang kembali menyerang dadanya.

"Yan gue cuma mau mastiin lo baik-baik saja gue khawatir sama lo "ucap Kris .

"Omong kosong macam apa ini? Pergi dari hadapan gue sekarang!gue benci sama lo" sentak Tian dengan nada yang mulai meninggi.

Kris menggeleng kuat ia melangkah mendekati Tian lagi
"Engga yan kita akan pulang sama-sama , kasihan mama dari tadi khawatirin elo" ucap Kris sembari berjongkok di samping Tian.

Tian tersenyum ketika mendengar perkataan Kris barusan "Mama? Mama siapa yang lo maksud? Dari dulu gue engga pernah punya mama, dan gue bukan anak dari mama lo!"

"Ristian! Lo ga boleh ngomong gitu ,mama tetaplah mama lo dan sampai kapan pun tidak ada yang bisa merubah itu , mama cuma mau lo jadi anak baik bukan anak ga ugal-ugalan kaya gini" ucap Kris sembari mengusap pundak sodaranya tersebut .

Tian tersenyum culas , tanganya mencengkram kuat dada bagian kirinya sekuat mungkin Tian menutupi rasa sakit itu dari sodaranya.

Mistakes In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang