Dua Puluh Lima

340 42 52
                                    

Pada akhirnya semesta kembali menjatuhkanku dengan berbagai cara luar biasanya.

Selamat membaca
_________

Tian baru saja memasuki kamarnya dan langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah ia melepaskan sepatunya dan melemparnya asal.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh arah ia milihat kamarnya selalu bersih dan rapih ya tentu saja ia yang membersihkannya dan merapihkannya ia melarang keras orang-orang yang ingin membersihkan kamarnya karena itu privasinya.

Tian memungiti tas dan juga sepatunya lalu ia letakkan kembali pada tempatnya, Tian menghela nafas lelahnya entahlah hari ini terasa begitu panjang.

Tian mendongak menatap jam dinding yang terpampang jelas di atas pintu balkon ia tersenyum singkat dan memasuki kamar mandi.

Setelah ia selesai mandi ia keluar dengan kaos putih dan celana kolor, ia kembali masuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu.

Setelah selesai dengan itu Tian membuka pintu lemari dan mengambil sarung berwarna hitam jika tidak salah itu adalah sarung pemberian Harkan beberapa bulan yang lalu Tian tersenyum dan memakainya ia akan melaksanakan Solat.

Setelah ia selesai ia langsu melipat kembali sarung tersebut dan ia memilih duduk di atas kasur sembari memainkan ponselnya.

Tian menyerit bingung berapa lama ia tidak membuka pesan kenapa banyak sekali pesan yang belum ia baca.

Bang Trisno Sirkuit
||Hay boy sudah lama tidak kemari
||apa kasur mu memang jauh lebih nyaman daripada hitamnya aspal?
||main lah kesini anak-anak pada nanyain.

Ya lain kali gue akan kesana bang||
Lagi sibuk belajar bentar lagi ujian||

Tian langsung melempar ponselnya asal jika di ingat-ingat memang sudah cukup lama ia tidak ke tempat favoritnya.

Terakhir kali saat ia hampir menabrak Kristan dan berujung pertengkaran yang membuatnya esmosi.

Drrttt
Drrttt

Tian melirik ponselnya yang bergetar dan dengan malasnya ia mengangkat panggilan dari Dewa.

"Tian gue punya kabar gembira" Terdengar suara Dewa yang sangat senang di sebrang sana Tian jadi bingung kenapa dengan bocah es itu.

"Salam dulu kek"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Bidadari gue udah kembali" suara Dewa terdengar sangat bahagia Tian ikut tersenyum mengingat kisah cinta sahabatnya satu itu.

"Bagus dong, eh btw lo nemu di mana?" Kepo Tian.

"Di cafe ceritanya panjang gue seneng banget tiannn" Dewa sangat kegirangan nafas lega Tian kala mendengar itu.

"Bagus kalo lo seneng, tapi dia baik-baik aja kan gak ada yang luka" Tanya Tian.

"Ya begitulah sekarang gue lagi di apart-"

Mistakes In The Past Where stories live. Discover now