enam

690 99 72
                                    

Hargailah karya orang lain!

Budayakan Tinggalkan jejak setelah membaca!!

______________________
Selamat membaca
______________________

Rio berjalan menghampiri Tian yang terbaring lemah tek berdaya dengan noda darah di seragam sekolah yang masih ia kenakan,  bahkan
Tian sudah berkali-kali memuntahkan darah.

Tanpa ragu Rio mengangkat kepala Tian dan meletakkan nya di atas pahanya.

"Nyali lo emang dari dulu engga berubah yan, walaupun musuh sudah mengepung, lo engga pernah lari untuk menyelamatkan diri , tapi kenapa sekarang lo begitu lemah!cupu lo!" Ucap Rio sembari terkekeh, matanya berkaca-kaca melihat keadaan Tian yang seperti ini tetapi dengan sekuat mungkin Rio berusaha untuk tidak peduli dengan Tian.

Di sela-sela rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya Tian tersenyum miris mendengar penuturan Rio.

"G-gu-gue tau yo, lo e-eng-ga ben-ner ben-ner nge-ben-ci gue" Ucap Tian terputus-putus dengan nafas yang sudah tidak beraturan lagi bahkan rasanya sudah terasa sulit untuk menghirup oksigen.

"Yo lo, ma-ma-sih pe- du-li sama g-ue" Ucapan Tian terputus matanya terpejam tangannya mencengangkan kuat dada bagian kirinya bahkan butiran bening mulai berjatuhan rasanya Tian sudah tidak kuat lagi rasa sakit semakin menjadi-jadi sekuat tenaga Tian mempertahankan kesadarannya.

Rio mulai panik melihat Tian yang semakin melemah dan sekali lagi Tian terbatuk dan kembali memuntahkan darah yang sangat kental tanpa jijik Rio langsung mengambil sapu tangannya dan mengelap sisa darah di dagu Tian,  bahkan Rio harus terus menahan rasa simpatinya.

Saat darah keluar dari hidung Tian,  Rio semakin panik dan memperbaiki posisi Tian di pahanya.

"Yan, lo bertahan ya, gue akan bawa lo ke rumah sakit,ok lo harus bertahan yan, lo kuat" Ucap Rio sembari menepuk pipi Tian yang terbalut darah yang mulai mengering.

"Pe-er-gi yo, per-gi" Ucap Tian dengan suara beratnya.
"Ting-nga-lin gu-e sen-diri" Lanjut Tian sembari memejamkan matanya tangannya masih senantiasa mencengkram dada bagian kirinya rasa sakitnya semakin menjadi.

"Bangsat! Bagimana mungkin gue ninggalin lo! Sedangkan keadaan lo sudah kaya gini, lo bego banget si yan!" Bentak Rio yang tidak habis fikir dengan jalan pikiran Tian.

Tian terkekeh mendengar penuturan Rio
"Gu-e ta-tau lo pe-du-li sa-ma g-ue" Ucap Tian sembari tersenyum miris.

"Gue gak akan tinggalin lo sendiri!"

Tepat setelah Rio melontarkan kalimat tersebut Dewa dan Rega datang,  mereka berdua langsung turun dari motor sport yang di kendarai oleh Dewa,  melihat Tian yang sudah tergeletak tanpa pikir panjang mereka langsung berlari menghampiri Tian yang sudah hampir kehilangan kesadarannya.

"Per-gi yo pergi" Sekuat mungkin Tian menjelaskan suaranya seranya Rio dapat mengerti.

Tian menyuruh Rio pergi supaya tiada lagi pertumpahan darah,  Tian mencengkram dada bagian kirinya dengan kuat sedangkan satu tangannya mencengkram kuat tanggan Rio seranya mengajak berdamai walaupun tidak mendapat respon positif.

Kringat dingin yang bercampur dengan darah menghiasi wajah tampan Tian, bau  amis pun menusuk indra penciuman,  dengan sisa tenaga yang Tian punya ia mendorong tubuh Rio hingga Rio sedikit terpental.

Mistakes In The Past Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα