28. reveal love

1.4K 262 29
                                    


"Jennie !" Jungjae datang dari arah bilik ruang kerjanya. Dia berjalan menuju ruang tengah, sembari memanggil-manggil putri sulungnya dengan suara lantang.

"Eonnie tidak ada dirumah, aboeji!" Ningning menyahut dari kejauhan.

"Kemana dia ?" Tanya jungjae yang sudah mendekat.

"Sedang ada urusan." Jawab cuek ningning. Matanya fokus pada majalah fashion yang sedang ia pegang.

Jungjae berkacak satu tangan di pinggang. Pria tua itu tampak kesal. Kerutan alami diwajahnya semakin mengerut.

"Apa urusannya sepenting itu, hingga mengabaikan titahku untuk menghadiri sebuah acara penting hari ini!" Dia menghela nafas jengah.

"Sangat. Aboeji.." sahut ningning. Detik berikutnya, ningning mengadah menatap sosok ayahnya, "apa ? Sebuah acara penting ?"

Jungjae mangangguk satu kali. "Dia harus menghadiri pertemuan nanti sore. Kakakmu harus bertemu dengan putra salah satu rekan bisnisku."

"Tentang apa ?" Perasaan ningning tidak enak, dan menaruh curiga.

"Aku ingin memperkenalkan Jennie dengan putra pemilik saham terbesar di perusahaan ku."

"Mwo!?" Ningning membelalak. Apa ayahnya itu akan menjodohkan kakaknya lagi (?!)

"Aboeji. Tolong biarkan eonnie menemukan pilihannya sendiri, kumohon. Bahkan dia sedang mengejar cintanya kini" Ujar ningning dengan penekanan

"Dia juga bagian dari pilihannya. Jadi aboeji akan memperkenalkan keduanya lebih dahulu, dan jika dia tidak merasa cocok dengan nya, maka aboeji akan mencarikan pria mapan lainnya."

"Aboeji!" Sedikit membentak, ningning protes terhadap ayahnya.

Jungjae tak acuh. Lalu dia meninggalkan ruang tengah menuju ruang kerjanya lagi.

Spontan bola matanya memutar 180 derajat, ningning kesal dengan ayahnya.
Apa dia begitu terobsesi untuk mendapatkan mantu yang memiliki banyak harta (!?)

Heol..

Apa dia tidak memikirkan bagaimana perasaan kakaknya (?)

Ningning tahu ayahnya ingin melakukan yang terbaik untuk kakaknya. Tapi tidak begini juga.

Bahkan jika Jennie tidak memiliki pasangan hidup sekali pun, dia akan dapat hidup dengan bahagia dan terjamin.




***



Melihat jisoo yang masih tertegun setelah mendengar ucapannya. Jennie lantas melangkah kecil ke depan, seraya berkata, "kau bisa mempertimbangkannya dahulu. Dan menjawabnya kapan saja."

Langkah berhenti di langkah ketiga, "aku akan menunggu." Imbuh Jennie, dan melanjutkan langkahnya lurus ke depan.

Jisoo masih menjadi patung di tempat sebelumnya. Sedang mencerna. Dan menit kemudian, ia mengerjap dan melihat Jennie yang sudah jauh darinya.

Ia lantas berlari kecil menghampiri Jennie. "Ya! Apa ini waktu yang tepat untuk mengatakan itu ?" Ucap Jisoo ditengah berlari.

Dengan nafas tersengal, jisoo kini sudah berdiri di sisi si gadis pangsit yang sedang menyesap wine yang baru saja diterimanya dari salah satu pramusaji.

Keduanya saling diam. Tak ada yang angkat suara setelah itu.

"Jennie-a!" Seru seorang wanita sambil menghampiri gadis pemilik nama.

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu