22. her attention

1.2K 271 62
                                    

-

Jisoo menarik tangan jennie. Ia mendekapnya erat. Hingga mangkuk yang dipegang oleh Jennie terhimpit ditengah-tengah tubuh keduanya.

"Terimakasih sudah ada disaat aku membutuhkan seseorang disisiku," ucapnya tulus.

Dibalik pelukan, Jennie tersenyum mendengarnya. Ia mengangguk sebagai sahutan.

Detik kemudian jisoo kembali membawa tubuhnya menjauh, melepas dekapannya.

"Apa kau sudah kembali kerumah?" Tanya jisoo.

Jennie mengangguk satu kali, menatap jisoo penuh. "aku kemari hanya untuk sekedar memberi tahumu, bahwa aku akan kembali ke rumah.. dan juga, aku ingin mengemas barang-barangku yang ada di rumahmu, setelah itu aku akan pergi," Terangnya.

Jisoo hanya bersenandung kecil, mimik wajahnya berubah. Seolah tidak ingin jika Jennie pergi.

"Kau sudah merasa lebih baik sekarang ?"

Jisoo berdehem terdengar lemas.

"Berbaringlah. Kau harus banyak beristirahat. Selagi kau beristirahat aku akan mengemasi barang-barangku," Jennie lantas bangkit dengan membawa mangkok bekas buburnya ke dapur.

Meninggalkan jisoo yang kini sudah membaringkan tubuhnya di kasur dengan posisi terlentang. Ia memandangi langit-langit kamar, sorot matanya tampak sedih.

Hingga tak lama kemudian jisoo tertidur.

Diruang tengah, Jennie disibukkan dengan kegiatan mengemasi bajunya ke dalam koper miliknya.

Tak butuh waktu lama, kini hanya tersisa satu baju yang harus dimasukkan ke dalam kopernya. Dan selesai. Jennie kemnali menutup koper nya rapat.

Walau hati terasa berat untuk meninggalkan jisoo sendirian dengan keadaan dia sedang sakit. Namun, mau bagaimana lagi.. Jennie pun tidak bisa untuk menemaninya sekarang. Ia tidak mau mendapat omelan dari ayahnya jika sang ayah tahu bahwa ia keluar rumah sekarang.

Ningning pun sudah mengirim puluhan pesan pengingat agar dirinya segera kembali kerumah setelah lebih dari satu jam ia pergi.

Dongsaeng;

Unnie, cepat kembali!
Aboeji akan segera pulang!
Jika ketahuan kau mungkin akan mendapat masalah baru lagi!!

Jennie menggeram. Andai saja waktu bisa diputar, dia mungkin akan lebih memilih untuk tinggal bersama ibunya di negeri luar. Huh.. dengan begitu mungkin perjodohan ini tidak akan terjadi.

Tapi.. jika begitu, ia tidak mungkin bertemu dengan jisoo. Entah harus bersyukur atau tidak. Dengan adanya masalah ini, Jennie merasa senang karena bisa bertemu dengan jisoo. Hehe.. tapi dibalik itu juga ada hal yang menyebalkan.

Jennie kembali masuk kedalam kamar, bisa dirinya lihat.. jisoo yang sudah tertidur disana. Ia lantas mendekat berniat untuk mengecek suhu tubuh gadis yang tengah terbaring.

Menempelkan punggung tangan di dahinya. Sambil memandangi wajah yang membuat ia akhirnya menjatuhkan hati kepada gadis pemilik apartemen.

He..

Sungguh awal pertemuan yang berkesan. Ketika diingatkan kembali dengan saat pertama kali dirinya tak sengaja masuk kedalam apartemen milik jisoo.

"Kurasa ini adalah takdir."

Jennie tersenyum masih enggan untuk berpaling dari wajah nyaris sempurna milik jisoo. Sambil bernostalgia dalam hati dan pikiran.

"Aku masih sangat ingat dimana saat kau menarik lemari yang dimana ada aku didalamnya, kekekek"

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Where stories live. Discover now