5. lift

1.6K 285 20
                                    

"a-pakah akan terjadi sesuatu yang lebih bu-buruk?" Suara Jennie getir, dengan posisi yang masih dalam memeluk tubuh jisoo.

Sudut bibir kanan jisoo terangkat, tersenyum smirk.

"Entahlah. Tapi yang kutahu satu tahun lalu, telah terjadi empat orang cedera parah atau kematian yang melibatkan lift," Sahutnya agak dilebihkan. Ia masih dalam posisi sebelumnya satu tangan yang masih terangkat hendak menekan tombol emergency, serta tubuh yang masih diam mematung.

"Yah! Kenapa kau mengatakan sesuatu yang mengerikan sekarang sih?" Rengek jennie, semakin ketakutan.

Bisa jisoo rasakan sensasi engap pada bagian perutnya, saat gadis yang tengah memeluknya itu mempererat pelukannya karena ucapannya barusan, dan membuat dirinya sedikit sesak.

"Kau bertanya, jadi, aku memberitahumu faktanya." Jisoo terkekeh, "kau penakut rupanya.."

Grudhhh! Ting!

Suara keras itu lagi, dan tubuh kedua gadis yang tengah terjebak di dalam terhentak kembali. Bersamaan pula dengan lampu dalam lift itu tetiba padam, menimbulkan kegelapan dalam ruangan kotak ini.

"Aaa!! Aku takuttttt!!!" Teriak histeris Jennie.

Spontan jisoo membalikkan tubuhnya menghadap ke Jennie, dan kini posisinya jennie memeluk tubuh depan jisoo.

"Jen.." suara jisoo dengan satu tangan mengelus lembut Surai milik gadis dihadapannya, guna memberi penenang.

"Aku takutt, Soo, hiks.."

"Kau menangis? Jen?" Jisoo menundukkan wajahnya, melihat jennie yang sudah menyembunyikan wajahnya di dadanya.

Rasa cemas pun timbul dalam dirinya, apa setakut itu jennie hingga tampak sangat-sangat ketakutan, dan bahkan kini ia merasakan getaran yang disebabkan oleh tubuh gadis yang tengah memeluknya itu.

"Aaa~ hiks~"

Mendengar Jennie menangis membuat jisoo semakin cemas, dan kini ia membawa dirinya, membuat Jennie juga ikut bergeser mendekat pada tombol emergency dan benar-benar menekannya.

"Ya, ini teknisi. Apa ada yang bisa di bantu?"

"Nde, lift baru saja berhenti."

"Lantai berapa?"

"Lantai empat."

"Baik. Kami akan segera memperbaiki."

Pip.

"Bantuan akan segera datang. Tenanglah Jen, semua akan baik-baik saja." Ucap jisoo menenangkan.

"na museowo.. museowo~" suara Jennie getir.

Jisoo tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya memberi penenang, dengan cara mengelus punggung gadis yang tengah memeluknya itu.

Suasana seperti ini sudah pernah jisoo rasakan sebelumnya. Terjebak dalam lift.

Saat itu, dirinya terjebak seorang diri, namun, tak membuat dirinya sampai ketakutan seperti yang tengah jennie rasakan. Memang dirinya akui ia adalah bukan seorang penakut dalam hal seperti ini, hehe..

Oh ya, satu hal lagi, memang lift dalam gedung ini memang seringkali bermasalah. Terhitung sudah ke tiga kalinya jisoo merasakan terjebak dalam lift seperti saat ini.

"Museowo..."

"Tenanglah, Jen. Ini tidak akan berlangsung lama, bantuan akan segera datang," sahut jisoo ketika kembali mendengar suara parau gadis cengeng yang masih memeluknya.

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Where stories live. Discover now