11. who's her ?!

1.3K 258 17
                                    

-

-

Jisoo POV,

Baru saja ku parkirkan mobil kesayanganku. Mobil berwarna merah pemberian dari mendiang eommaku.
Mobil itu hadiah atas apa yang sudah kudapat dari hasil kerja kerasku, yaitu.. aku berhasil mendapat peringkat pertama saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Aku masih ingat kalimat yang terucap dari bibir eommaku pada saat itu,

"Eomma memberimu hadiah bukan karena kau menduduki peringkat pertama.."

Teringat jelas bagaimana raut wajah eommaku saat mengucapkan kalimat tersebut, dia selalu memberi senyum hangat disela tengah berucap, serta menatap dalam mataku dengan sorot mata penuh dengan bangga terhadapku.

"Kau sangat bekerja keras untuk ini karena kau sangat menginginkan sesuatu, 'kan ? Maka kau sangat giat sekali untuk belajar."

Memang saat itu aku sangat terobsesi akan hadiah yang akan kudapat dari eommaku pada saat itu, meski.. eommaku tak menjanjikan bahwa mobil itu akan kudapat jika aku berhasil menduduki peringkat pertama.

Dan eommaku kembali berucap, seraya menangkup kedua pipiku dengan tangan hangatnya,

"Tapi kalau kau tidak menduduki peringkat pertama pun, eomma akan tetap memberimu hadiah. Mobil ini untuk hadiah bahwa kau telah bekerja keras. Karena bagi eomma, usahamu lebih penting daripada hasilnya, nak.."

Kalimat itu membuatku terenyuh.
Bahkan hingga saat ini, ketika aku mengingat kembali kalimat itu membuatku ingin menangis haru detik ini juga.

Berbeda dengan appa, yang selalu berpendapat bahwa.. hasil lebih penting dibanding usahaku. Dia tidak perduli bagaimana aku sudah berusaha, yang dia mau hasilnya harus sesuai dengan apa yang diharapkannya. Dia selalu tidak puas dengan hasil yang sudah ku upayakan, walau dia tahu sudah sekeras apa aku berusaha untuk mendapat hasil yang tak pernah puas baginya.

Namun siapa sangka hari bahagia itu berubah menjadi hari yang paling menyedihkan. Karena hal tragis terjadi dibeberapa jam kemudian setelah eommaku berpamit untuk hendak akan melakukan perjalanan bisnis.

Ting !

Tak terasa lift sudah terbuka dan membawaku ke lantai dimana unit apartemen ku berada.

Hwitt..

Hwitt ~

Suara siulan yang kubuat, guna untuk mengusir rasa sepi disepanjang langkah mengarungi lorong apartemen yang sepi ini.

Sampailah kini di dalam apartemenku. sunyi.. apa jennie sudah tertidur ?

Lantas aku melangkah menuju ruang tengah setelah membuka sepatu yang semula ku pakai, lalu menyimpannya dahulu ditempat seharusnya.

"Ah~ dia sedang tertidur dengan keadaan seperti itu ?" Gumamku dengan langkah terjeda sejenak, lalu kembali melangkah menuju dimana gadis itu tengah tertidur dengan posisi menyamping di sofa, lalu satu lengan yang terbentang tanpa tumpuan di udara, serta kemoceng yang tengah di pegangnya tanpa tenaga.

Alih-alih memberi perhatian, aku malah ingin berniat untuk menjahilinya.

Aku ambil alih kemoceng itu, kemudian ku dekatkan bulu kemocengnya pada hidung mungil jennie

Sontak membuat dia kegelian, dan terusik.
Dan itu semakin aku bersemangat untuk terus menjahilinya.

Aku menahan tawa dengan menggigit bibir bawahku. Hmppph..

Jennie mulai menggeliat seraya menyapu kasar hidungnya, dengan mata masih terpejam. Tampaknya dia sangat kelelahan hingga tak sanggup untuk hanya membuka matanya.

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Where stories live. Discover now