🔹59. Imam Terakhir

55.4K 5.2K 2.5K
                                    

📌WAJIB TEKAN MULMED DI ATAS SAMBIL BACA BAB INI!

Han ngetik 4K lebih jadi bacanya pelan-pelan.

"Wahai makmumku yang selama ini selalu berada di belakangku. Hari ini, saya Anthala Gavier Algafraneza mengatakan untuk terakhir kalinya, saya tidak akan menjadi imammu di dunia ini lagi. Maaf, karena saya tidak memiliki waktu untuk terus menjadi imammu. Waktu saya hampir habis di dunia ini dan sekarang izinkan saya untuk terakhir kalinya menjadi imam shalatmu di sepertiga malam yang indah ini."

-ANTHALA-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-ANTHALA-

________

Dor!

Anantha menggeram kesal sebab pelurunya meleset ke udara akibat teriakan dari belakang.

"Sial!" umpatnya.

"Kak Antha!" teriak Naira.

Jantung Anthala berdetak kencang mendengar suara yang begitu familliar. Itu suara istrinya. Dari ratusan bahkan jutaan orang, ia sangat hapal dengan suara istrinya. Tidak! Tidak mungkin istrinya berada di sini!

"Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang," ucap Anantha menyeringai menatap Naira yang datang sendirian ke gudang ini sambil menurunkan pistolnya.

"KALIAN APAKAN SUAMIKKU?!" teriak Naira histeris melihat suaminya begitu banyak luka di tubuh terutama wajahnya. Tangisan Naira pecah seketika saat melihat suaminya terluka parah.

"J-jangan mendekat sayang..." lirih Anthala teratih-atih mencoba untuk berdiri namun dia kembali ambruk ke tanah.

S-sakit Tuhan...

"K-kenapa kamu bisa berada di sini sayang?" Tangisan Anthala pecah seketika. Disaat-saat seperti ini kenapa istrinya datang?

"Kakak kan sudah bilang tunggu kakak di rumah, kakak akan pulang sebenar lagi Ya Habibati. Ketika pulang nanti kakak kan sudah janji akan menjadi imam shalatmu... pergilah sekarang Habibati ... tunggu kakak di rumah..."

Naira menggelengkan kepalanya dengan kuat, lalu berlari memeluk suaminya dengan erat. Dia menangis saat melihat wajah putih suaminya di penuhi oleh darah yang terus mengalir dari keningnya.

Mereka begitu jahat menyiksa suaminya! Suaminya tidak salah apa-apa kenapa mereka melukainya?!

"P-pergi sayang ... di sini bahaya untukmu..."

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now