🔹41.Anthala Dan Prinsipnya

46.4K 4.8K 1.4K
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"









Follow akun penulisnya HannLestari01

Jangan lupa berikan vote dan komen sebagai support untuk penulis:)

Happy Reading!

WARNING 18+

HAN UDAH PERINGATAN YANG BELUM CUKUP UMIR SKIP AJA🙏

"Siapapun orang yang berani melukai istri gue berarti lo siap berurusan dengan gue."

-ANTHALA-

_______


"Jadi?" tanya Raja memecahkan keheningan karena Marvin sejak tadi hanya diam saja.

Hey! Raja tidak tahan terus berdiam diri seperti ini dan tidak ada obrolan apapun. Ia menghela napas, es batu macam Marvin mana mau capek-capek mengeluarkan suaranya.

Satu kata aja Marvin mungkin sulit mengeluarkannya. Memang perkataan Marvin sangat mahal jika ingin dibeli.

"Ck! Di mana si Nalan sama Gama? Ini sudah jam dua belas loh. Anjir mereka pasti kabur gak mau menjaga ibu negara. Awas aja jika benar-benar terjadi gue laporin ke bos nanti."

"Bisa diam?" tanya Marvin menatap tajam Raja. Dia sedang berkonsentrasi membaca buku disaat-saat seperti ini untuk mengisi kekosongan.

Tiba-tiba suara langkah sepatu yang saling bersahutan terdengar membuat mereka berdua mendongak seketika.

Seorang suster cantik dan di sampingnya ternyata ada Nalan berjalan kearah mereka.

"Lo habis ke mana sih? Kenapa lama banget?!"

Nalan hanya bisa cengegesan sambil memeluk celengan ayamnya. Laki-laki berkuncir ke atas itu menggoyangkan celengan ayamnya hingga suara koin terdengar.

"Sekarang waktunya pasien bernama Naira makan siang, kalian bisa masuk menjenguknya," ucap sang suster sambil membuka ruang di mana Naira dirawat.

"Beneran bisa Sus?" tanya Raja antusias. Karena sejak pagi dan sekarang ini mereka tidak dibolehkan untuk masuk sebab pasien tengah dalam masa perawatan dan butuh ketenangan.

Naira memang sudah dipindahkan dari ruang IGD ke ruang VIP oleh Max. Ajudan Anthala dua jam lalu datang dan siap sedia jika Naira membutuhkan apapun.

"Iya, pasien alhamdulillah sudah membaik."

"Eh tunggu di mana kakak lo Nalan?" tanya Marvin karena seharusnya Nalan ke rumah sakit berdua dengan Gama bukan malah bareng dengan suster cantik ini.

"Itu Gama!"

Gama yang mendengar namanya disebut hanya bisa tersenyum kecut sambil berjalan kearah mereka. Dia menjatuhkan barang bawaannya—lebih tepatnya barang milik Nalan.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin