🔹60. Akhir Kisah | END

76.2K 5.4K 1.8K
                                    

TEKAN MULMED DI ATAS SAMBIL BACA EPILOGNYA👆🏻👆🏻

"Allah sudah membisikan padaku bahwa bidadari di dunia dan di akhirat nanti adalah kamu. Jangan takut untuk kehilanganku karena diakhirat nanti kita akan abadi bersama-sama.

Hiduplah dengan bahagia di sana sayang. Aku akan selalu menunggumu tanpa bosan hingga ketika kamu kembali dalam genggamanku kita tak akan pernah dipisahkan antara jarak, waktu dan dunia.

Insya Allah ...

hanya kamu bidadari di dunia dan diakhirat untukku Habibatiku, Naira Cempaka.

hanya kamu bidadari di dunia dan diakhirat untukku Habibatiku, Naira Cempaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Akhir Kisah-

_______

Kedua matanya terbuka sempurna, ia memicingkan kedua matanya karena penglihatannya sekarang ini terganggu oleh cahaya matahari yang begitu terik.

Naira bangkit dari rerumputan yang entah sejak kapan ia berbaring di sana. Ia meraba wajahnya yang tidak tertutupi cadar hingga terlihatlah wajah cantik, bibir tipis serta mata lentiknya. Naira benar-benar cantik. Hanya pria beruntung yang bisa melihat kecantikannya ini.

Sekarang ia tengah memakai gamis putih dengan kerudung senada. Tidak ada noda darah sedikit pun tubuhnya bersih dan luka di perutnya pun menghilang.

Apakah kejadian tadi hanyalah mimpi? Ia harap iya, karena Naira ingin melupakan kejadian menyedihkan di mana suaminya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Kakinya dengan perlahan melangkah tidak tentu arah. Tempat ini begitu asing untuknya dan ini kali pertama ia melihat tempat seindah ini.

"Masya Allah tempat apa ini?" gumamnya sambil menyentuh bunga melati yang bermekaran di sisi kiri dan kanannya yang begitu indah.

Naira suka bunga melati karena bunga ini melambangkan kesucian. Apa lagi harum aromnya membuatnya betah untuk terus menghirup bunga tersebut tanpa bosan.

Semakin berjalan Naira melihat pohon yang begitu indah dan banyak dipenuhi oleh buah apel yang sudah matang.

"Ya Allah, sebenarnya tempat apa ini? Tempat ini begitu indah sampai-sampai aku ingin tinggal selamanya di sini."

"Eh?" Tiba-tiba tangannya di genggam dengan erat dari samping. Naira membalikan badannya dan seketika bibirnya tersenyum begitu lebar entah kenapa, padahal ia tidak tahu siapa pria yang menggengam tangannya.

Pria dengan pakaian muslimah serta sorban putih yang menutupi wajah tampannya itu balas tersenyum menatapnya. Bibir tipisnya dapat Naira lihat membuatnya terpesona.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now