50

1.3K 237 21
                                    

Aku tidak bisa kehilangan Eliano juga.

Pemuda itu melangkah dengan rahang mengatup rapat. Ia menatap lurus ke depan. Dingin tanpa emosi. Ia dengar semua, ucapan ayahnya, tangis penyesalan ibunya, bahkan keinginan terakhir itu.

Eliano tidak mau memikirkan perasaan macam apa yang tengah berkecamuk dalam benaknya. Yang jelas, amarahnya pada sang ayah memudar, dan kata-kata ibunya yang terdengar dari balik pintu kamar cukup menggores hatinya.

Keluarga yang begitu ia sayangi tengah hancur. Kakaknya menghilang, Eliana kembali sekarat, ibunya sakit dan tidak baik-baik saja secara mental, serta ayahnya yang dipaksa menanggung itu semua. Dipaksa untuk tetap berdiri tegak dan menjadi tiang perlindungan bagi keluarganya di saat dirinya sendiri juga membutuhkan hal yang sama. Dan Eliano sadar betul tidak seharusnya ia memperkeruh keadaan. Perasaannya yang salah itu seharusnya ia redam, kubur hingga menghilang. Bukannya membiarkannya bertumbuh menjadi sebesar ini. Cukup besar untuk membuatnya tidak lagi merasa nyaman di dekat kedua orang tuanya.

Pikirannya akhir-akhir ini lebih sering kacau. Eliano hampir tidak mampu menguasai diri, mengontrol diri. Perkataannya menjadi tidak terkendali. Begitu pula perasaannya. Sering kali Eliano dihantui penglihatan-penglihatan ganjil dalam mimpi. Ia menjadi terlalu kesepian hingga pikirannya memproyeksikan ilusi seseorang. Dan sosok halusinasinya itu hanya mengarahkan Eliano untuk melakukan hal yang keliru, merasakan sesuatu yang seharusnya bahkan tidak pernah ia pikirkan.

Itu janggal, tentu saja. Kau bisa yakin kedua orang tuamu sedang berakting karena, bagaimana mungkin, mereka tidak merasakan kehadiranmu yang berjarak tidak jauh?

Seperti sekarang. Jika ia berhalusinasi, maka yang ia dengar seharusnya adalah isi pikirannya. Namun perkataan sosok itu berlawanan jauh dari kesadaran Eliano.

Sebab ia tahu bahwa kedua orang tuanya yang disebut maha sempurna juga memiliki kelemahan. Dan itu adalah keluarga. Ayah dan ibunya begitu fokus pada masalah dan beban yang terpaksa mereka pikul, bergumul dengan tekanan yang ada. Mereka bisa saja tidak menyadari aura Eliano.

"Kadang-kadang aku curiga kau bukan halusinasiku," Eliano menggeram, berbicara pada suara dalam pikirannya.

Dengar ketika ibumu bilang ingin pergi membawamu ke dunia baru apabila kedua saudaramu tidak selamat? Tidakkah kau sadar bahwa mereka menjadikanmu pilihan terakhir? Jika kedua saudaramu tidak selamat, katanya. Bagaimana kalau mereka selamat? Kau hanya akan kembali kembali diabaikan.

Deru air terjun tidak lantas memudarkan suara itu. Sebanyak apapun air terjun Pegunungan Suci Orznt ini, sekeras apapun suaranya, kata-kata dalam pikiran Eliano selalu lebih jelas.

Lalu tiba-tiba perasaan keruh itu kembali. Begitu pekat hingga Eliano merasa muak.

"Semua memang hanya tentang Eliana."

the CastleDove le storie prendono vita. Scoprilo ora